SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos) –-Belasan rumah di Lingkungan Sukorejo dan Kedungringin, Kelurahan Giritirto, Wonogiri kembali terendam banjir akibat meluapnya air Sungai Bengawan Solo. Hingga Minggu (16/5), ketinggian air masih mencapai perut orang dewasa.

Awal April 2010 lalu, wilayah tersebut juga tergenang banjir sampai lutut orang dewasa. Bahkan ada satu rumah di wilayah Kedungringin yang dilaporkan rusak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Banjir kali ini, menurut keterangan warga terjadi sejak Jumat (14/5) petang, hampir bersamaan dengan pembukaan pintu air (spillway) Waduk Gajah Mungkur (WGM). Air kemudian mengalami penyurutan pada Sabtu (15/6) pagi, tapi naik lagi malam harinya.

Karena genangan air yang masih cukup tinggi, warga setempat terpaksa mengungsi ke rumah-rumah tetangga atau famili, yang jaraknya dekat. Warga tidak berani terlalu jauh meninggalkan rumahnya karena khawatir dengan keselamatan barang-barang mereka yang mereka simpan di anjang-anjang (rak yang dibuat di bawah atap menyerupai loteng.

“Rumah-rumah yang tergenang air, masih sama dengan banjir sebelumnya, yaitu sekitar sembilan sampai 12 rumah. Kalau melihat ketinggian air dan cuaca yang terus mendung begini, mungkin sampai dua hari ke depan banjir ini belum akan surut,” kata salah satu warga Sukorejo yang rumahnya, Wagino, saat ditemui <I>Espos<I>, Minggu.

Wagino mengenang, banjir kali ini adalah kali kedua dalam dua bulan. Menurutnya hal itu sangat mengganggu aktivitas mencari nafkah. Namun demikian, ia tidak berniat untuk pergi atau pindah dari daerah tersebut. “Warga sini sudah biasa dengan banjir. Lagipula banjirnya tidak setiap saat. Setelah 2007 lalu, baru banjir lagi awal April dan Mei 2010 ini,” katanya.

Hal senada diungkapkan warga lain, Sari. Menurutnya, wilayah itu memang sudah menjadi langganan banjir sehingga warga tidak lagi kaget setiap banjir datang.

Pantauan Espos, hingga Minggu siang, dua pintu spillway WGM masih dibuka dua pintu dengan debit mencapai 250 m3/detik, di samping pengeluaran untuk turbin PLTA dengan debit 57 m3 per detik. Belum bisa dipastikan kapan pintu itu akan ditutup kembali. Pasalnya, hingga kemarin, ketinggian permukaan air (elevasi) WGM masih 136,56 meter, atau sekitar 60 cm lebih tinggi dibandingkan pola normal yang seharusnya yaitu 135,95 m.

Kepala Divisi Air dan Sumber Air Perum Jasa Tirta (PJT) I, Winarno Susiladi, dalam suratnya yang disampaikan ke kantor pengelola pintu air WGM, kemarin mengungkapkan, pembukaan pintu air tersebut dengan mempertimbangkan kondisi tinggi muka air di stasiun pemantauan Jurug yang masih siaga hijau. Selain itu, pihaknya juga telah menginstruksikan pemantauan di stasiun pemantau curah hujan di Jatisrono, Tirtomoyo, Batuwarno dan Pracimantoro, serta ketinggian air di WGM sendiri.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya