SOLOPOS.COM - Ilustrasi produksi mobil listrik (typepad.com)

Belanda berharap untuk dapat menerapkan aturan pelarangan mobil bensin dan diesel pada 2030.

Solopos.com, AMSTERDAM –Pemerintah Belanda dikabarkan tengah merancang peraturan tentang pelarangan mobil bermesin bensin dan diesel. Pemerintah Belanda menargetkan mulai 2030 produsen mobil dilarang menjual mobil bensin dan diesel.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Langkah tersebut merupakan bagian dari rencana jangka panjang yang telah dicanangkan Pemerintah Belanda. Menurut NL Times, Minggu (15/10/2017), negara ini berharap dengan adanya aturan tersebut dapat mengurangi emisi sekira 49 persen pada 2030 dan akan mengalokasikan dana sebesar 4 miliar euro atau sekira Rp63 triliun untuk melakukan transisi guna membersihkan udara. Selain itu akan menginvestasikan 100 juta euro atau setara Rp1,48 triliun untuk membangun infrastruktur sepeda.

Selain Belanda, negara lainnya di Eropa yang mengeluarkan wacana larangan pengoperasian mobil diesel dan bensin adalah Jerman. Meski belum jelas kapan waktu penerbitan aturan tersebut, namun Kanselir Jerman Angela Merkel optimis aturan tersebut segera diberlakukan.

Sebelumnya dilaporkan bahwa negara tersebut berharap untuk menerapkan aturan tersebut pada 2030.

Sementara Prancis menargetkan bebas emisi karbon pada 2050. Guna mewujudkan ambisi tersebut, mulai 2040, Prancis akan menghentikan penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel.

Hal itu disampaikan Menteri Lingkungan Prancis Nicolas Hulot saat menyampaikan presentasi menjaga momentum perjanjian iklim Paris kemarin.

Pemerintah Prancis akan memberikan solusi bagi produsen mobil terkait rencana penghentian penjualan mobil berbahan bakar fosil. Investasi yang dikeluarkan juga untuk mendukung pengurangan kendaaan bermesin konvensional.

Saat ini mobil berbahan bakar fosil, baik bensin maupun diesel, masih mendominasi penjualan di Prancis. Selama paruh pertama 2017, sebanyak 95,2 persen mobil yang terjual bermesin konvensional. Sisanya 1,2 persen bertenaga listrik murni dan 3,5 persen merupakan mesin hybrid (kombinasi mesin konvensional dan motor listrik).

Rencana ini mendapat apresiasi dari aktivis lingkungan Greenpeace, Cyrille Cormier. Meski demikian masih dipertanyakan apa saja langkah-langkah yang akan diambil pemerintah untuk mewujudkan target tersebut. Menghentikan penjualan mobil bermesin konvensional bukan perkara mudah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya