SOLOPOS.COM - Kaur Umum dan Perencanaan Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Haryoko, merawat salah satu pohon jambu kristal yang dia tanam di tanah bengkok, Selasa (5/7/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Haryoko, 41, Kaur Umum dan Perencanaan atau yang akrab disebut Modin di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, sukses membudidayakan buah jambu kristal. Budi daya dilakukannya di tanah bengkok seluas 5.000-6.000 meter persegi.

Ada 500 pohon yang ditanam di tanah bengkok yang dikelola Haryoko. Pemanfaatan tanah bengkok untuk menanam jambu kristal itu sudah dilakukan Haryoko sejak lima tahun lalu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sebelum dikelola Haryoko, tanah bengkok tersebut disewakan untuk tanam tebu. Tanah tersebut sempat disewa untuk menanam ketela sebelum dimanfaatkan Haryoko untuk menanam jambu kristal.

Pemanfaatan tanah bengkok untuk menanam jambu kristal tersebut dilakukan Haryoko dari hasil belajar secara autodidak. Pilihannya menanam jambu kristal lantaran bisa dipanen sepanjang tahun.

Baca Juga: Punya Daya Tarik, 27 Desa di Klaten Ditetapkan Jadi Desa Wisata

“Dulu awalnya saya melihat di YouTube. Kemudian saya belajar lewat Google cara pemeliharaan dan tanamnya. Dengan modal nekat akhirnya ditanami jambu kristal. Awalnya mau tanam pepaya. Tetapi pepaya itu musiman, satu atau dua tahun sudah. Kalau jambu kristal bisa seterusnya. Dari referensi yang saya kumpulkan itu bisa dipanen 10 tahun hingga 20 tahun tergantung perawatannya,” kata Haryoko saat ditemui di tanah bengkok yang dia tanami jambu kristal, Selasa (5/7/2022).

Hasil panen dijual Haryoko bersama istrinya di pinggir kebun yang berada di tepi Jl. Sersan Sadikin, Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara. Ketika berbuah lebat, Haryoko bisa panen dua hingga tiga sak jambu kristal atau setara 100 kg-150 kg setiap hari.

Harga jambu kristal tergantung ukuran. Untuk 1 kg jambu kristal yang masuk kelas A, dijual seharga Rp13.000. Sementara, untuk jambu kristal kelas B dijual seharga Rp12.000 per kg. “Grade itu berdasarkan bobot. Misalkan grade A itu beratnya per biji bisa 6-8 ons. Ukurannya besar-besar hampir sebesar kepala bayi,” kata dia.

Baca Juga: Warga Grobogan Tertangkap Tangan Curi Uang Kotak Amal di Masjid Klaten

Jambu kristal yang ditanam Haryoko memiliki kualitas rasa manis dan nyaris tanpa biji. Hal itu sesuai dengan testimoni dari temannya asal Jogja yang kerap membandingkan kualitas jambu kristal dari berbagai daerah.

“Ada teman dari Jogja itu menyampaikan kalau lain daerah rasa jambu kristal berbeda-beda. Karena pengaruh tanah, sinar matahari, serta kondisi udara. Kalau yang ditanam di sini rasanya manis,” kata dia.

Lebih Menguntungkan

Soal omzet yang dia peroleh, Haryoko menjelaskan sulit untuk memperkirakan lantaran dia jual di tepi jalan. Namun, ketika kondisi panen bagus dia bisa meraup omzet Rp10 juta-Rp15 juta sekali panen. Sementara, pohon jambu bisa dipanen tiga hingga empat bulan sekali dalam setahun.

Omzet itu jauh lebih besar dibandingkan ketika tanah bengkok disewakan untuk tebu maupun ketela.  “Ketika disewa ntuk tebu itu nilai sewa Rp3 juta per tahun. Sementara, untuk ketela itu Rp5 juta per tahun,” kata dia.

Soal perawatan, Haryoko menjelaskan perawatan relatif mudah. Pemupukan dan penyemprotan hama dilakukan dua bulan sekali. Ketika mulai berbuah, Haryoko segera membungkus buah untuk menghindari buah diserang hama yakni lalat buah.

Baca Juga: Eksotis & Instagramable! Ini Rekomendasi Pantai di Pacitan yang Bagus

Haryoko mengelola kebun jambu kristal itu di sela aktivitasnya sebagai perangkat desa. Selepas Subuh, Haryoko rutin berkebun sebelum berangkat ke kantor desa. Selepas bekerja, dia kembali berkebun. Untuk mengelola kebun jambu kristal itu, Haryoko dibantu istrinya.

Disinggung modal awal yang dia keluarkan untuk menanam jambu kristal, Haryoko memperkirakan Rp7 juta-Rp8 juta.

“Bibit saya beli dari Magelang,” jelas dia.

Haryoko mengatakan budi daya jambu kristal itu terus dikembangkan. Tak menutup kemungkinan kebun jambu kristal dikembangkan menjadi wisata petik buah. Belum lama ini, Haryoko kedatangan tamu rombongan dari Trucuk yang ingin berbelanja buah kristal dengan petik sendiri dari kebun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya