SOLOPOS.COM - Infografis Kemenag (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SOLO — Kini belajar ilmu keagamaan bisa dilakukan dengan memanfaatkan berbagai platform berbasis internet salah satunya media sosial. Dengan begitu, bermedia sosial bisa lebih produktif dan bernilai.

Ibarat koin mata uang, media sosial dan internet bisa membawa dampak negatif maupun dampak positif terhadap penggunanya. Platform ini banyak digemari anak-anak muda selain praktis, penggunaanya juga gratis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Masih Tinggi, Indeks Kerukunan Umat Beragama Indonesia 73,83

Hasil studi Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI menemukan pelajar Madrasah Aliyah cenderung aktif bermedia sosial. Mereka biasanya menggunakan media sosial di luar jam belajar dengan durasi tiga jam per hari.

Selain untuk mengerjakan tugas-tugs sekolah, media sosial juga dimanfaatkan untuk belajar ilmu keagamaan.

Infografis Kemenag (Solopos/Whisnupaksa)

Para pelajar aktif bermedia sosial ini perlu mendapatkan pendampingan dari para guru dan kepala sekolah. Kepala sekolah berperan dalam mengontrol kegiatan guru dan para siswa dalam kegiatan literasi digital agar hambatan sarana dan prasarana bisa lekas teratasi.

Layanan KUA: Masyarakat Puas, Sarpras Perlu Ditingkatkan

Bahkan, peran Kementerian Agama juga perlu dalam mendukung media sosial sebagai salah satu platform belajar ilmu keagamaan siswa. Caranya dengan mendorong pembuatan program dan insfrastruktur pendukung guna membangun pemahaman bermedia sosial yang baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya