SOLOPOS.COM - Pemilik Batik Ecoprint Kamala Art, Erna Kuswandari saat melayani pengunjung pameran UMKM di Lumbung Batik, Senin (29/5/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono).

Solopos.com, SOLO — Jatuh bangun membangun bisnis dialami setiap wirausahawan. Hal ini juga dialami karyawan bank di Klaten, Erna Kuswandari yang merintis bisnis batik ecoprint berlabel Kamala Art sejak tiga tahun lalu.

Bisnis tersebut dibangun dari nol di tengah badai pandemi Covid-19 2020 silam. Erna mengaku belajar membikin batik ecoprint secara otodidak dari YouTube.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Awalnya, ia gemar aktivitas berkebun di pekarangan rumahnya. Saat mengumpulkan dedaunan yang berserakan muncul ide untuk membikin batik ecoprint.

“Saya juga melakukan riset sendiri dalam membuat desain batik ecoprint. Kebetulan saya memiliki pengalaman sebagai desainer. Pola desain batik ecoprint juga saya yang menggambar,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com di Lumbung Batik, Senin (29/5/2023).

Warga Desa Keden, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten ini akhirnya mampu membuat karya batik ecoprint. Mulai dari kain batik, baju, syal, hijab hingga masker.

Dia lantas gencar mempromosikan hasil karyanya dengan memanfaatkan media sosial (medsos). Harga beragam produk batik ecoprint bervariatif mulai dari Rp100.000 hingga Rp750.000.

“Saya lebih memilih teknik pembuatan batik ecoprint dengan cara dikukus karena lebih rapi dan awet. Segmentasi pasar batik ecoprint kalangan menengah ke atas,” ungkap dia.

Masa pandemi yang membuat aktivitas masyarakat sepenuhnya secara online justru mampu mengerek order batik ecoprint.

“Makin lama makin banyak yang memesan produk batik ecoprint Kamala Art. Awalnya, saya menerima direct massage di Instagram dari orang luar negeri. Dia tertarik dan ingin memesan produk batik ecoprint. Nah, itu awal saya belajar sebagai eksportir pemula. Kalau order dari luar negeri, 10 pcs per bulan sudah bagus,” ujar dia.

Lambat laun, lini bisnis batik ecoprint Kamala Art terus tumbuh dan konsisten ekspor ke luar negeri. Seperti Singapura, Amerika Serikat, Jerman, dan Oman. Kini, produk Kamala Art tengah disiapkan sebagai komoditi ekspor ke Perancis.

Wanita yang masih aktif sebagai karyawan salah satu bank swasta di Klaten ini memberdayakan kalangan ibu-ibu di kampungnya untuk membantu memproduksi batik ecoprint.

“Saya sudah berulangkali mengajukan resign dari kantor namun selalu ditolak. Saya harus membagi waktu untuk bekerja di kantor dan menjalankan roda usaha,” papar dia.

Bagi Erna, Kamala Art merupakan pendatang baru bisnis batik ecoprint di Soloraya. Meski pendatang baru, produk-produk Kamala Art dilirik para buyer dari luar negeri.

Dia berharap pelaku industri kecil dan menengah (IKM) lain mampu meningkatkan kualitas sehingga lolos kurasi ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya