SOLOPOS.COM - Tangkapan layar diskusi virtual oleh MCCC di Balai Muhammadiyah Jl. Teuku Umar No.5, Solo, Sabtu (20/2/2021).

Solopos.com, SOLO -- Kondisi orang yang terpapar Covid-19 bisa kritis dan mengancam keselamatan orang lain. Masyarakat pun diingatkan melakukan aktivitas secara normal atau tidak berlebihan supaya terhindar dari Covid-19.

Kedua tersebut mengemuka dalam diskusi Covid-19 itu Ada dan Mematikan, Kisah Mereka Pasien Positif Covid-19 secara virtual yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah Covid-19 Comand Center (MCCC) Solo, Sabtu (20/2/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hadir dalam diskusi Sekretaris MUI Kota Solo, Teguh; Anggota MCCC Bidang Promosi Kesehatan, Mugiyatno; Pimpinan MDMC Solo, Mursito. Mereka merupakan para penyintas Covid-19.

Baca juga: 2 Jadwal Tambahan KRL Jogja-Solo Dipertahankan

Ekspedisi Mudik 2024

Mugiyatmo mengaku terkonfirmasi positif Covid-19 setelah menjalani aktivitas pekerjaan dan organisasi Muhammadiyah yang padat.

Dia menjalani perawatan selama 26 hari hingga mengalami kondisi kritis. Dia pulih setelah mendapatkan terapi plasma konvalesen.

“Saya meyakini virus ini nyata dan ada. Semua bisa terpapar di manapun dan kapanpun. Perlu diwaspadai bersama,” kata dia dalam diskusi.

Baca juga: Sejarah Hari Ini: 22 Februari 1978 Masjid Istiqlal Selesai Dibangun

Menurut dia, gejala yang dialami antara lain hilang penciuman, diare, lelah, dan merasa tulang belakang tidak nyaman. Dia meminta warga yang mengalami gejala semacam itu segera mengakses layanan kesehatan terdekat.

Orang Tanpa Gejala

Sementara itu, Mursito mengatakan percaya diri dengan daya tahan tubuhnya sehingga ketika terpapar Covid-19 kondisinya sebagai orang tanpa gejala. Namun, masalah muncul ketika orang-orang terdekat dan istri tertular dengan kondisi yang tidak baik.

“Orang yang saya tulari punya komorbid [penyakit penyerta]. Istri mengandung anak pertama lebih parah dengan gejalanya. Saya egois dan abai dengan peringatan teman-teman,” ungkapnya.

Baca juga: Mantap, Petani Pengkok Sragen Bersiap Go Organik

Menurut Teguh, pengalaman yang dibagikan merupakan peringatan Tuhan kepada umat untuk menjalani aktivitas secara normal atau tidak berlebihan. Manusia harus menjalankan gaya hidup sehat jasmani, rohani, pikiran, dan sehat sosial.

“Capai boleh tapi jangan sampai berlebihan. Punya banyak aktivitas boleh tapi jangan sampai merasa penat,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya