Belajar Bersyukur dari Mbah Ratim, Jualan Pisang Demi Sambung Hidup

Di usia senja, Mbah Ratim masih harus bekerja berat.

Solopos.com, SERANG – Mamang Buang atau kerap dipanggil Mbah Ratim masih harus bekerja berat di usia senjanya. Setiap hari ia harus menuntun sepeda tuanya untuk menjajakan pisang demi sesuap nasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi tentang Mbah Ratim diunggah oleh pengguna akun Facebook Alaudien Al-Ghazali, Rabu (5/10/2016), pukul 09.01 WIB. Mbah Ratim disebutkan berusia lebih dari 80 tahun. Ia tinggal bersama istrinya di Kampung Garung, Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang.

Mbah Ratim Berjualan Pisang di Serang, Banten (Facebook)

Mbah Ratim memang berjualan menggunakan sepeda. Namun, sepeda yang dibawanya hanya digunakan untuk tempat dagangan, tidak ia dinaiki. Alhasil, Mbah Ratim sepenuhnya berjalan kaki saat menjajakan pisang.

Dalam foto yang diunggah pengguna akun Alaudien Al-Ghazali, tampak kaki Mbah Ratim membengkak. Kondisi itu disebabkan karena ia harus menempuh perjalanan jauh.

“Mbah [Ratim] biasa berjualan di sekitar Perumahan Cikande, Cijeruk, hingga ke daerah Keragilan. Barang yang dijual Mbah Ratim juga berubah-ubah, kadang pisang, jagung, atau apa saja yang bisa dijual,” tulis pengguna akun Alaudien Al-Ghazali.

Mbah Ratim bersama istri (Facebook)

Pengguna akun Alaudien Al-Ghazali juga mengunggah foto rumah Mbah Ratim. Rumahnya terlihat sangat memprihatinkan. Hanya sedikit perabotan, bahkan disebutkan Mbah Ratim dan istrinya sering kesulitan memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

“Jika melihat Mbah Ratim berjualan tolong dibeli ya dagangannya. Meski kita merasa tidak membutuhkannya, dengan membeli dagangannya berarti kita sudah ikut membantu meringankan beban hidupnya. Jangan lupa dibeli dan disisihkan sedikit untuk sedekah, ” imbau pengguna akun Alaudien Al-Ghazali. (Muhammad Rizal Fikri/JIBI/Solopos.com)