SOLOPOS.COM - Ketua Jurusan Otomotif SMKN 2 Purwodadi, Grobogan, Gunadi, menunjukkan cara mengemudikan becak kota (Bekot). Di belakang jok pengemudi terlihat tabung gas karena mesin Bekot ini bisa berfungsi sebagai mesin hibrida yaitu menggunakan bahan bakar bensin dan gas. (JIBI/SOLOPOS/Arif Fajar S)

Becak kota alias Bekot yang merupakan kreasi SMKN 2 Purwodadi. Becak bermotor ini diharapkan bisa menjadi pilihan baru alat transportasi perkotaan yang lebih aman dibandingkan becak bermotor hasil modifikasi lain yang selama ini ada. (JIBI/SOLOPOS/Arif Fajar S)

Ide kreatif bisa datang kapan saja dengan latar belakang kemunculannya berbeda-beda. Seperti halnya pembuatan becak kota (bekot) yang dilakukan oleh siswa-siswa Jurusan Otomotif di SMKN 2 Purwodadi. Pembuatan bekot, kendaraan roda tiga seperti becak–dua roda di depan dan satu roda di belakang–didasari oleh keprihatinan.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

“Ya ide pembuatan bekot muncul ketika saya jalan-jalan di Kota Purwodadi melihat becak yang menggunakan sepeda motor yang dimodifikasi dengan cara dipotong di bagian depannya atau roda depannya,” papar Gunadi, Ketua Jurusan Otomotif SMKN 2 Purwodadi ketika ditemui Solopos.com.

Modifikasi becak yang bagian belakangnya sepeda motor yang dipotong itu, menurut Gunadi, minim keselamatan sehingga risiko kecelakaan sangat besar. Makanya, becak modifikasi tersebut dilarang. Melihat kondisi itu, Gunadi memiliki ide untuk membuat kendaraan roda tiga dengan penggerak mesin motor yang diharapkan bisa menggantikan becak modifikasi.
“Ide tersebut mendapat dukungan sepenuhnya Kepala SMKN 2 Purwodadi, H Sumadi. Kemudian ide itu diwujudkan dengan melibatkan siswa. Bentuknya sama seperti becak, yakni ada jok penumpang di bagian depan dan pengemudi di bagian belakang,” tutur Gunadi.

Perbedaan dengan becak modifikasi, kursi penumpang bagian depannya luas dan ada besi pengaman serta pelindung mika yang menahan terpaan angin. Ada terpal di kedua sisi untuk melindungi penumpang ketika hujan. Roda depannya pakai roda mobil yang dilengkapi peredam guncangan di kedua rodanya. Demikian juga roda belakang dengan dua shockbreaker. Kerangkanya menggunakan besi yang dilas secara rapi dan kuat.

Ketua Jurusan Otomotif SMKN 2 Purwodadi, Grobogan, Gunadi, menunjukkan cara mengemudikan becak kota (Bekot). Di belakang jok pengemudi terlihat tabung gas karena mesin Bekot ini bisa berfungsi sebagai mesin hibrida yaitu menggunakan bahan bakar bensin dan gas. (JIBI/SOLOPOS/Arif Fajar S)

Mesin yang digunakan adalah mesin rakitan 100 cc. Hebatnya lagi, dengan sedikit modifikasi, bahan bakar mesin tersebut bisa bensin dan gas. “Ada keran pengatur untuk pergantian bahan bakarnya. Jika menggunakan gas, keran bensin ditutup dan keran gas dibuka. Hanya, kami harus membuat tempat untuk tabung gas di bagian belakang sehingga tidak praktis,” terang Gunadi.

Bekot ini dilengkapi pula gear box sehingga bisa mundur. Kemudinya menggunakan setir mobil. Untuk kelengkapan keamanan, dipasang spion, lampu sein, lampu depan dan lampu belakang.

Sayang, ide kreatif ini tidak mendapat dukungan sepenuhnya dari Pemkab Grobogan. Hal ini berbeda dengan Kota Solo yang mendukung hasil karya siswa SMK di kota tersebut. “Sebenarnya ini bisa menjadi transportasi alternatif di Kota Purwodadi dan sekitarnya. Sayang belum mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintah daerah,” pungkas Gunadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya