SOLOPOS.COM - Semak belukar di sekitar jalur masuk bekas gudang es di Jajar, Solo. yang dihuni keluuarga Agus dibersihkan. (Solopos/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO – Bekas gudang es angker di Jajar, Laweyan, Solo, yang menjadi tempat tinggal keluarga Agus Supriyanto, rupanya amat terpencil. Gubuk tak layak huni tersebut dikelilingi semak berduri.

Namun, semak berduri tersebut telah dibersihkan belasan anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Solo. Hal itu dilakukan untuk sedikit memberi kenyamanan kepada Agus keluarganya saat beraktivitas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kasi Markas Penanggulangan Bencana PMI Solo, Indro Sri Widodo, saat dijumpai Solopos.com pada Minggu (21/6/2020) mengatakan belasan personel diterjunkan untuk membuka jalan masuk ke bekas gudang pabrik es itu. Sebelumnya jalan yang dilalui Agus dan anak-anaknya hanya jalan setapak dengan lebar kurang dari satu meter.

6 Tahun Nikah dan Punya 2 Anak, Pernikahan Pasutri di Sragen Ini Dibatalkan, Kok Bisa?

Ia menjelaskan semak belukar setinggi dua meter di sekeliling bekas gudang es itu menyulitkan Agus saat keluar masuk. Padahal, Agus kerap beraktivitas pada malam hari.

"Kediaman Agus ini tertutup semak belukar. Kami hanya ingin membuka jalan agar ketika ada warga atau donatur bisa nyaman berkunjung. Minimal tidak takut saat masuk ke kediaman karena jalannya sudah sedikit terbuka," papar dia.

Jalur masuk dibersihkan

Ia menyebut tidak ada kendala khusus dalam pembukaan jalan itu dikarenakan anggota PMI Solo sudah membawa alat pemotong.

Sementara itu, pintu masuk kediaman Agus di kawasan tanah mangkrak Jl. Prof. Soeharso itu berada di sisi utara sebelah timur. Tidak ada pintu khusus yang menunjukkan tanda-tanda aktivitas warga di sekitar gudang es di kwasan Jajar, Solo teersebut. Akses yang digunakan Agus merupakan potongan seng yang sedikit dimodifikasi agar dapat terbuka dan tertutup.

Kisah Keluarga Miskin 5 Tahun Tinggal di Bekas Gudang Es Angker di Jajar Solo 

Dari pintu masuk itu, Agus berjalan sekitar 100 meter melalui semak belukar. Serangga dan duri menyambut siapa saja yang berkunjung ke bekas bangunan itu.

Riwayat Agus

Diberitakan sebelumnya, Agus bersama istri dan tiga anaknya telah lima tahun tinggal di bekas gudang es di Jajar, Solo tersebut. Dia terpaksa tinggal di sana lantaran indekos yang sempat disewa di kawasan Karangasem, Laweyan, dijual oleh pemiliknya.

Lantaran tidak punya banyak uang, Agus yang sempat menjadi  pengamen di kawasan Jajar akhirnya mengajak keluarganya tinggal di bangunan tua tersebut. Guna mencukup kebutuhan sehari-hari, Agus bekerja di warung wedangan sejak siang hingga tengah malam. Dia juga bekerja sambilan mencari serta menjual barang rongsokan.

Jarang Disorot, Ini Sosok Dian Ekawati Istri Didi Kempot

Kehidupan Agus yang serba kekurangan menarik simpati sejumlah pihak. Salah seorang warga Wonogiri, Anggi Wahyu Eka, datang dari rumahnya ke tempat Agus seusai membaca pemberitaan media. Dia menggalang dana dan berhasil memperoleh paket sembako berisi beras, susu, dan makanan ringan untuk diberikan kepada keluarga Agus di Solo.

"Saya berangkat dari Wonogiri pukul 09.00 WIB. Saya tidak menyangka kondisinya sangat memprihatikan. Ini membuat saya semakin bersyukur dalam menjalani hidup," papar dia saat ditemui Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya