BEIJING – China kembali menunjukkan ambisinya sebagai negara adidaya baru dengan upaya mereka untuk menggelar sistem navigasi satelit baru yang bakal menyaingi sistem GPS atau Global Positioning System yang dimiliki AS dan selama ini menjadi sistem navigasi terluas dan terpopuler di dunia.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
GPS versi China ini disebut Beidou, nama China untuk rasi bintang Bajak, dan mulai diuji coba pekan ini. Seperti diberitakan China Daily yang dikutip oleh xinhuanet, sistem navigasi ini menggunakan 10 satelit yang mencakup wilayah mulai dari Australia di selatan hingga Rusia di utara, sementara cakupannya di sisi barat mencapai wilayah terbarat China yaitu Xinjiang Uygur dan Samudera Pasifik di timur.
China masih akan meluncurkan lagi enam satelit tambahan tahun depan untuk memperluas cakupan. Ran Chengqi, pimpinan China Satellite Navigation Office yang bertanggung jawab atas program ini menyebut, pada tahun 2020 Beidou bisa mencakup seluruh dunia dengan total satelit yang dipergunakan sebanyak 35 buah. Makin banyaknya satelit yang dipakai juga bakal meningkatkan akurasi. Selama masa uji coba Beidou bisa mencapai akurasi hingga 25 meter, namun saat sistem ini resmi dirilis tahun depan, akurasinya bisa ditingkatkan hingga 10 meter.
Selama ini selain AS dengan GPS-nya, Rusia juga memiliki sistem serupa yang disebut Glonass, sementara negara-negara Eropa juga membuat sistem sendiri yang disebut Galileo. Ran menyebut Beidou punya keunikan layanan yang belum dimiliki sistem navigasi lain. “Sistem ini bukan cuma memberi tahu penggunanya di mana posisi mereka dan waktu saat itu, namun juga memungkinkan si pengguna meneruskan informasi itu ke orang lain lewat SMS,” terangnya.
Pang Zhihao, wakil pemimpin redaksi majalah bulanan antariksa Space International, menyatakan kepemilikan sistem navigasi satelit secara mandiri sangat penting untuk pengembangan perekonomian dan keamanan nasional. “Itulah kenapa makin banyak negara yang mengembangkan sistem mereka sendiri,” katanya.
bas