SOLOPOS.COM - Ilustrasi indeks harga saham gabungan (JIBI/Bisnis)

Harianjogja.com, JOGJA-Pertumbuhan investor pasar modal Indonesia masih berada di bawah 1%. Untuk mnggenjot pertumbuhan investor dalam negeri, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi investasi di pasar modal.

“Sosialisasi dan edukasi ini terus diupayakan agar dapat meminimalisir tumbuhnya investasi bodong yang marak belakangan ini,” ujar Kepala Divisi Perdagangan Saham BEI Andre PJ Toelle saat mengisi Workshop Wartawan DIY, Rabu (20/11/2013) di Hyatt Regency Jogja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Workshop bertajuk Meningkatkan Kepercayaan dalam Berinvestasi ini merupakan salah satu kegiatan roadshow sosialisasi pasar modal memeriahkan HUT Pasar Modal Indonesia ke-36. Andre mengungkapkan hingga saat ini mayoritas masyarakat Indonesia belum memanfaatkan pasar modal sebagai sarana investasi secara maksimal. Dari 240 juta jumlah penduduk Indonesia, investor lokal pasar modal Indonesia masih berada di bawah 1%.

“Sedangkan data pertumbuhan investor di Jogja yang saya terima, total mencapai 5.700 investor. Melalui workshop wartawan ini, kami ingin menggandeng media sebagai partner dalam menyebarluaskan informasi tentang pasar modal,” jelas Andre.

Upaya ini dilakukan agar paradigma masyarakat dapat berubah dari masyarakat yang gemar menabung menjadi masyarakat yang gemar investasi. Dalam workshop ini juga disampaikan kembali perubahan satuan perdagangan saham (lot size) dan fraksi harga.

“Satuan pembelian atau penjualan saham di BEI adalah dalam lot. Di mana saat ini, jumlah saham per lot adalah 500 lembar,” jelas Andre.

Andre mengatakan peraturan perubahan lot size dan fraksi harga ini bertujuan meningkatkan partisipasi investor ritel untuk berinvestasi di pasar modal. Minat investor yang ingin melakukan transaksi efek berfundamental bagus cukup banyak.  Namun, para investor tersebut masih terkendala oleh tingginya harga efek tersebut.

“Dengan lot size lebih kecil, modal investasi menjadi lebih terjangkau, sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat,” imbuh Andre.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya