SOLOPOS.COM - Kader melakukan pendataan untuk mencari warga yang memiliki gejala RW 008 TB di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jumat (13/11/2020). (Solopos.com- Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Pemilahan kasus tuberkulosis atau TB di Solo menghadapi tantangan sulit saat pandemi Covid-19. Seorang Kader Sub-Sub Recipient (SSR) TB-HIV Aisyiyah Kota Solo, Indri Hastuti, 41 misalnya, harus mendatangi rumah-rumah warga di RT 001 RW 008 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (13/11/2020).

Pagi itu, di tengah pandemi Covid-19, ia harus melakukan kegiatan Program Ketuk Pintu Terpadu untuk menjaring warga yang memiliki gejala kasus tuberkulosis alias TB tersebut. Ia harus menemukan warga yang antara lain mengalami batuk selama dua pekan terakhir, sesak napas, napsu makan berkurang, dan berkeringat ketika tidak melakukan aktivitas di malam hari.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Petugas Puskesmas Banyuanyar, Kader TB, dan Kader wilayah terbagi enam kelompok untuk melakukan pendataan, edukasi TB, dan memeriksa bak air warga sebagai langkah antisipasi demam berdarah.

Siapkan Rumah Hadapi Musim Penghujan!

Kelompok Indri menyasar 20 keluarga. Namun, tidak semua rumah sasaran pencarian kasus tuberkulosis dikunjungi karena terdapat warga yang menjalani karantina mandiri terkait pandemi Covid-19 di rumah. Mereka mendata belasan rumah saja.

Indri merupakan kader Aisyiyah Kota Solo yang aktif sejak tiga tahun terakhir. Tugas kader menjaring warga yang bergejala TB, mengumpulkan dahak warga bergejala TB untuk proses diagnosis, dan mendampingi pasien TB hingga sembuh sedikitnya selama enam bulan.

“Kami tidak  menemui warga yang menjalani karantina karena ada larangan dari kepala puskesmas. Menemukan para penderita TB terkendala oleh Covid-19,” kata dia kepada Solopos.com.

BTS Raih 4 Trofi MTV Europe Music Awards

Dokter Umum Puskesmas Banyuanyar, Dinar Arum Wulansari, menjelaskan program Ketuk Pintu TB berlangsung sejak Maret 2019 dan Ketuk Pintu Terpadu berlangsung sejak awal 2020. Kegiatan Ketuk Pintu Terpadu dilakukan dengan rangkaian kegiatan edukasi program gizi, kesehatan lingkungan, dan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).

Andalkan Kejujuran Pasien

“Tantangan yang kami hadapi merupakan kejujuran pasien karena enggak mau berkata jujur. Apalagi berkaitan dengan Covid-19 jadi ragu berkata jujur. Sempat ada pertanyaan dari keluarga yang bilang gejala batuk dibawa ke Puskesmas pasti positif Covid-19. Padahal tidak seperti itu,” katanya.

Dia menjelaskan, tantangan yang kerap dihadapi juga berupa stigma  yang ditujukan kepada penderita TB sehingga membuat pasien melakukan pengobatan sendiri dan baru mengakses Puskesmas ketika sudah kronis.

Rumah Sehat Kata Fengsui Bikin Bahagia

Ketuk Pintu Terpadu juga berlangsung kali ketiga dengan menerapkan protokol kesehatan sejak pandemi Covid-19.

Penanggung Jawab Program TB-HIV, Tri Hastuti, mengatakan Puskesmas Banyuanyar melayani 14 pasien positif TB. Dan sebanyak dua pasien positif TB mengakses layanan kesehatan lain di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar, yaitu Kelurahan Banyuanyar dan Kelurahan Sumber

“Data orang yang bergejala kami evaluasi. Kami memberikan saran untuk tidak meludah secara sembarangan, selalu pakai masker meski di rumah, dan membuka ventilasi udara,” kata dia.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya