SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p lang="id-ID" class="western"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif; font-size: medium;"><strong>Solopos.com, KLATEN –</strong>&nbsp;</span><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Pasukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) berbaris saling berhadapan sepanjang ruas jalan Dukuh Tempel, Desa Drono, Kecamatan Ngawen, Klaten, Jumat (21/9/2018) siang. Mengenakan seragam loreng berbaret merah, mereka serentak mengangkat tangan kanan memberikan hormat.</span></span></p><p lang="id-ID" class="western"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Perlahan, peti jenazah yang diusung anggota <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20120628/491/197308/din-syamsudin-dan-pangdam-bakal-ramaikan-jambore-kokam" title="DIN SYAMSUDIN dan Pangdam Bakal Ramaikan Jambore Kokam">Kokam</a> lainnya keluar dari salah satu rumah melewati tengah barisan. Iring-iringan peti jenazah diikuti para pelayat yang sudah berkerumun hingga ruas jalan menuju kompleks makam Dukuh Gatak, Desa Drono.</span></span></p><p lang="id-ID" class="western"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Siang itu, anggota Kokam berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Komandan Kokam Jawa Tengah (Jateng), Muh. Ismail, yang meninggal dunia pada Jumat sekitar pukul 05.30 WIB di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Suami Diah Ratnawati Suseno dan ayah dari dua anak itu meninggal dunia pada usia 48 tahun setelah berjuang melawan kanker hati yang diderita.</span></span></p><p lang="id-ID" class="western"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Tak hanya dari Klaten, para pelayat berdatangan berasal dari berbagai daerah. Selain itu, tokoh dari beragam organisasi kemasyarakat (ormas) serta instansi berdatangan seperti Kapolres Klaten, AKBP Juli Agung Pramono. Hadir pula Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM, <a href="http://news.solopos.com/read/20171207/496/874898/busyro-muqoddas-cabut-gugatan-mk-tetap-uji-materi-hak-angket-dpr" title="Busyro Muqoddas Cabut Gugatan, MK Tetap Uji Materi Hak Angket DPR">Busyro Muqoddas</a>.</span></span></p><p lang="id-ID" class="western">&ldquo;<span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">PP Muhammadiyah tentu merasa kehilangan salah satu kader utama yang selama ini banyak dinilai sebagai kader yang memiliki daya dan kualitas kejuangan sebagai pejuang kemanusiaan, kebenaran, dan keadilan sekaligus pendidik,&rdquo; kata Busyro kepada para pelayat.</span></span></p><p lang="id-ID" class="western"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Busyro mencontohkan kejuangan yang dilakukan Ismail seperti saat Kokam mengawal pembongkaran makam untuk proses autopsi jenazah Siyono, warga Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, pada 2016 lalu. Ismail memimpin Kokam selama proses autopsi jenazah Siyono yang meninggal dunia dalam penahanan Densus 88 Antiteror Mabes Polri.</span></span></p><p lang="id-ID" class="western">&ldquo;<span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Kala itu Kokam sangat tertib, damai, dan ramah bersama dengan pasukan Brimob. Satu berbaret hitam satunya berbaret merah. Itulah salah satu refleksi kejuangan almarhum,&rdquo; kata Busyro.</span></span></p><p lang="id-ID" class="western"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Di mata keluarga, Ismail dikenal tegas dan teguh pendirian. Hal itu seperti yang diungkapkan ayah Ismail, Slamet Jumairi, 77. &ldquo;Jangan tanya lagi soal ketegasannya. Ia juga pemberani. Selain itu ia juga jujur dan santun. Saya masih ingat semasa kecil meminta uang saku Rp2.000. Ketika diberi nominal lainnya yang lebih tinggi ia tetap tidak mau,&rdquo; kenang Jumairi.</span></span></p><p lang="id-ID" class="western"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Ismail merupakan putra pertama dari dua bersaudara pasangan Slamet Jumairi-Sumarni. Semasa muda, Ismail aktif berorganisasi. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa (Kades) Drono selama delapan tahun. Selain organisasi di Muhammadiyah, Ismail juga menjadi salah satu pengurus Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB) Klaten.</span></span></p><p lang="id-ID" class="western"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Sebelum menjadi Komandan Kokam Jateng, Ismail merupakan Komandan Kokam Klaten. Pria yang dikenal militan itu berprofesi sebagai pendidik dan kali terakhir menjabat sebagai Kepala SMP <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20170318/493/802499/organisasi-otonom-muhammadiyah-klaten-dilatih-ilmu-jurnalistik" title="Organisasi Otonom Muhammadiyah Klaten Dilatih Ilmu Jurnalistik">Muhammadiyah</a> 2 Jatinom. &ldquo;Selama berjuang di Muhammadiyah itu tidak pernah meminta bayaran sepersen pun. Apa yang dilakukannya murni untuk berjuang,&rdquo; kata Jumairi.</span></span></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya