Solopos.com, SOLO – Sembilan sekolah dasar negeri (SDN) di Kota Solo yang kekurangan murid bakal digabung untuk efisiensi. Penggabungan ini dilakukan terhadap SDN yang total siswanya kurang dari 100 orang.
Meski demikian, Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Etty Retnowati, mengatakan, sekolah yang minim siswa itu tidak semuanya akan digabung. Ada pertimbangan lain sebelum menggabungkan sekolah, salah satunya jarak antar-sekolah.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Hantu Virus Corona, Stok Masker Bedah di Solo Menipis
“Meskipun siswanya sedikit bukan berarti semuanya akan digabung. Kami pertimbangkan jarak dengan sekolah lainnya. Kalau jaraknya jauh kan kasihan siswanya,” terangnya saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (27/1/2020).
Sementara itu, pada 2020 empat sekolah minim siswa yang hampir pasti akan digabung yakni SDN Purwoprajan 1-SDN Tegalharjo, SDN Tegalayu-SDN Mangkubumen Kulon. Masing-masing pasangan sekolah tersebut digabung lantaran berada di satu kompleks.
WNI dari Wuhan Diobservasi di Natuna, Menkes Terawan: Bakal Enjoy dan Makan Enak
Sementara itu, Dinas Pendidikan Kota Solo juga akan menggabungkan SDN lainnya yang bukan disebabkan minim siswa, yakni SDN Demangan (129 siswa)-SDN Dadapsari (181 siswa).
SDN Dadapsari ini memang sedang dibangun gedung baru di lokasi lain. Tapi karena gedung SDN Demangan akan dipakai pengembangan Puskesmas, maka gedung baru itu juga akan dipakai siswa SDN Demangan.
Demikian pula SDN Sabranglor-SDN Mipitan di Kelurahan Mojosongo, Jebres yang akan digabung karena didahului bencana alam banjir. Kepala SDN Sabranglor Marjiastuti mengatakan, sebagian gedung kebanjiran pada 31 Desember 2019 lalu.
Kali Mungkung Meluap, 706 Rumah Warga di Sragen Kebanjiran
“Ada talut di belakang sekolah yang longsor dan materialnya menutup saluran di dekatnya. Kemudian air saluran itu meluap dan merobohkan sebagian tembok penahan sekolah serta membanjiri sebagian ruangan,” ujarnya saat ditemui Selasa (28/1).
Banjir juga berimbas ke SDN Mipitan yang letaknya berdampingan dengan SDN Sabranglor. Kepala SDN Mipitan, Winarsih mengatakan, seusai kejadian Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo dan pejabat Pemkot datang ke lokasi.
“Waktu itu Pak Wali Kota langsung memutuskan membangun gedung baru. SDN Sabranglor dengan SDN Mipitan digabung jadi satu,” ujarnya.