Solopos.com, SOLO - Siang ini sejumlah wilayah di Indonesia bakal mengalami hari tanpa bayangan. Fenomena yang dinamakan kulminasi atau istiwa ini adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
Hari tanpa bayangan merupakan fenomena yang terjadi pada saat matahari persis berada di puncaknya.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Penjelasan Om Hao dan UAS Soal Fenomena Kuntilanak
Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun pada wilayah di antara +23.5 dan -23.5 derajat garis lintang. Tangga terjadi hari tanpa bayangan akan berbeda untuk setiap wilayah.
Ketika fenomena ini terjadi sinar matahari akan jatuh persis tegak lurus pada benda dan manusia, sehingga manusia tidak dapat mengamati bayangannya.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) fenomena ini bisa terjadi karena bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang revolusi Bumi.
Fenomena MJO Sambangi Jateng, Waspadai Hujan Lebat Disertai Petir & Angin Kencang
Sehingga posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5oLU s.d. 23,5oLS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari.
Mengingat Indonesia berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.
Warga Gunungkidul Diteror Ular Kobra, Pakar UGM Jogja Sebut Fenomena Wajar
Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut. Khusus untuk Jakarta, fenomena ini terjadi pada 4 Maret 2020, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB,dan pada 8 Oktober 2020, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB.
Secara umum, kulminasi utamatahun 2020di Indonesia terjadi antara 21 Februari 2020 di Baa, Nusa Tenggara Timur hingga 4 April 2020 di Sabang, Aceh dan 6 September 2020 di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober 2020 di Baa, Nusa Tenggara Timur.
Ngeri! LIPI Ungkap Fenomena Tanah Merayap di Maluku