SOLOPOS.COM - Warga Myanmar nonton bareng pidato Aung San Suu Kyi soal Rohingya (Cnn.com)

Begini pandangan warga Myanmar tentang etnis Rohingya yang dianggap sebagai ancaman.

Solopos.com, YANGON – Krisis berkepanjangan yang dialami warga Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, terus menjadi sorotan masyarakat dunia. Berbagai kritikan dialamatkan kepada Penasihat Negara Myanmar sekaligus penerima nobel perdamaian, Aung San Suu Kyi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pidato Aung San Suu Kyi mengenai krisis kemanuasiaan yang terjadi di negaranya tak membuat masyarakat dunia puas. Ia dianggap tidak peduli dengan nasib tragis warga Rohingya yang kini mengungsi ke beberapa negara, mulai dari Bangladesh, India, sampai Nepal.

Kendati demikian, warga Myanmar percaya Aung San Suu Kyi bisa mengatasi krisis tersebut. Mereka yakin masalah Rogingya segera teratasi. “Kami, penduduk Myanmar mendukung penuh keputusan Ang San Suu Kyi. Kami yakin dia bisa mencari solusi untuk masalah ini,” kata salah seorang warga Myanmar, Phuy Wint Yee, seperti dilansir CNN, Rabu (20/9/2017).

Dukungan kepada Aung San Suu Kyi dari warga Myanmar juga ditunjukkan lewat media sosial. Mereka mengganti foto profil di media sosial dengan foto Suu Kyi. Dukungan yang sangat luar biasa itu menimbulkan sejuta tanya tentang pandangan warga Myanmar terhadap etnis Rohingya.

Menurut berita yang beredar selama ini, krisis tersebut dipicu oleh perbedaan agama antara mayoritas warga Myanmar dengan etnis Rohingya. Seperti diketahui, mayoritas penduduk Myanmar memeluk agama Buddha, sementara etnis Rohingya beragama Islam.

Tapi, menurut Maung Maung, salah satu warga Myanmar yang telah 50 tahun bekerja di kantor pemerintahan, isu tersebut merupakan kabar bohong. Maung Maung menilai media internasional hanya befokus pada penderitaan kelompok minoritas, Rohingya, dan mengabaikan umat Buddha di Myanmar.

Sementara beberapa warga Myanmar lainnya menyebut etnis Rohingya sebagai orang Bengali [sebutan bagi imigran ilegal]. Mereka menganggap etnis Rohingya semestinya tidak berada di Myanmar. Namun, keberadaan mereka justru terus bertambah seiring berjalannya waktu. “Populasi etnis Rohingya terus bertambah dan mengancam keberadaan penduduk resmi Myanmar,” kata seorang warga bernama Tim Win.

Minimnya simpati penduduk Myanmar terhadap etnis Rohingya dipengaruhi oleh rasa takut. Mereka khawatir etnis Rohingya yang terus bertambah akan mengikis jumlah mereka. Menurut laporan terbaru dari International Crisis Gruop, sekitar 90 persen warga Myanmar yang beragama Buddha takut etnis Rohingya yang memeluk Islam mengancam keberadaan mereka. Oleh sebab itu, mereka mendukung serangan terhadap etnis Rohingya.

“Ketakutan terhadap ancaman Islam membuat warga Myanmar frustasi. Mereka merasa sangat menderita harus memberikan toleransi terhadap pemeluk agama lain di sana,” demikian isi cuplikan laporan tersebut. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya