SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Usai Ramadan, umat muslim biasanya melaksanakan Puasa Syawal. Pasalnya, puasa Syawal merupakan amalan sunah yang sangat dianjurkan. Puasa ini biasanya dilakukan setelah merayakan Hari Raya Idulfitri, yakni tanggal 2-7 Syawal.

Dalam suatu hadis riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, “barang siapa yang berpuasa Ramadan, kemudian dilanjutkan enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” Demikian arti hadis tentang anjuran puasa Syawal.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lantas, kapan waktu terbaik mengerjakan puasa Syawal dan bagaimana tata caranya? Ustaz H. Muhammad Amir, S.H., CN., dalam rubrik Khazanah Keluarga yang terbit di Harian Umum Solopos seperti dikutip Solopos.com, Senin (10/6/2019), menjelaskan, puasa Syawal paling utama dikerjakan mulai awal bulan.

Pelaksanaan puasa Syawal sebaiknya dilakukan secara berturut-turut. Tetapi, jika tidak mampu boleh dilakukan tidak berurutan. Puasa sunah itu juga boleh dikerjakan setelah enam hari di awal Syawal. Yang terpenting, puasa masih dilakukan di bulan Syawal.

Puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya sunah, jika dikerjakan dapat pahala. Namun, apabila ditinggalkan tidak berdosa. Jadi, apabila tidak melakukannya, maka seorang muslim tidak wajib membayar fidyah. Berikut niat puasa Syawal:

Niat puasa Syawal boleh diucapkan di pagi hari. Sebab, kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. Sedangkan puasa sunah, niatnya boleh dilakukan di siang hari, selama yang bersangkutan belum makan, minum, dan melakukan hal yang membatalkan puasa sejak subuh. Berikut niat puasa Syawal di siang hari:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya