SOLOPOS.COM - Petugas promosi kesehatan Puskesmas Mangkang, Ninda Ayu Pangestuti, saat mengajak warga lansia di wilayah Mangkang, Kecamatan Tugu, Kota Semarang untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19, Selasa (25/5/2021). (Semarangpos.com-Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Tenaga kesehatan di Kota Semarang, Jawa Tengah seolah tak kenal lelah mengajak warga lanjut usia vaksinasi Covid-19. Teriknya sinar matahari Semarang, Kamis (27/5/2021) siang, seolah tak dirasa Ninda Ayu Pangestuti, salah seorang nakes pengajak vaksinasi virus corona itu.

Perempuan berusia 27 tahun itu terus melangkahkan kakinya ke rumah-rumah penduduk di wilayah Kelurahan Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jateng. Nakes pengajak vaksinasi di Semarang yang karib disapa Ninda itu memang kerap mendatangi rumah-rumah penduduk.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Pekerjaannya sebagai petugas promosi kesehatan Puskesmas Mangkang mewajibkannya untuk mengajak para penduduk, terutama kalangan lanjut usia (lansia) untuk melakukan vaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Merapi 3 Kali Luncurkan Awan Panas, Gugurannya 1.700 M

“Memang kita harus door to door untuk mengajak lansia vaksin. Itu kan juga sesuai dengan program pemerintah di mana lansia sebagai prioritas sasaran vaksinasi. Jadi harus ‘jemput bola’,” tutur Ninda saat berbincang dengan Semarangpos.com, Kamis.

Nindy mengaku ada banyak pengalaman yang diperoleh saat merayu para lansia untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Mulai dari penolakan, kena omel lansia, hingga kekhawatiran terpapar Covid-19 pun pernah dirasakan.

“Ada yang sudah kita jelasin selama 30 menit lebih tentang program vaksinasi, ujung-ujungnya tetap enggak mau. Bahkan saya pernah diceramahi, katanya, ‘hidup dan mati itu ditangani Allah, jadi enggak perlu vaksin’. Padahal, vaksinasi kan bagian dari ikhtiar kita menghadapi wabah corona. Jadi ya harus berusaha agar tak terpapar,” jelas Ninda.

Baca Juga: Menhan Pertanyakan Kejujuran Penyingkap Mafia Alutsista

Bukan hanya itu, Nindy bahkan pernah merasakan pengusiran dari keluarga lansia yang diajak melakukan vaksin. Saat itu, orang tua yang diajak vaksin oleh Ninda sudah setuju untuk vaksinasi. Meski demikian, keluarga dari orang tua itu justru yang melakukan penolakan.

“Maka itu, butuh edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya vaksin. Masyarakat harus sadar betapa pentingnya vaksin. Selama ini masyarakat, terutama di wilayah kami masih banyak yang belum sadar kebutuhan vaksin. Mereka masih berpikir aman dari virus corona karena enggak bergejala, enggak bepergian, dan lain-lain. Jadi tidak butuh vaksin,” tuturnya.

Selain mendapat penolakan, Ninda juga merasa ada perasaan khawatir terpapar Covid-19 saat menjalankan tugasnya sebagai petugas promosi kesehatan. Apalagi dirinya mengaku pernah merasakan betapa susahnya saat terpapar Covid-19.

Pernah Terpapar Covid-19

“Dulu saya pernah terpapar Covid-19. Sekitar Agustus-September tahun lalu [2020]. Tapi, itu bukan berarti saya sekarang sudah kebal. Tentu masih ada kekhawatiran kembali terpapar, apalagi pekerjaan saya kan mobile ke masyarakat dan enggak tahu daerah yang saya datangi aman atau tidak,” jelasnya.

Kendati dibayangi rasa waswas akan bahaya penularan Covid-19, Ninda mengaku tidak putus asa dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya vaksinasi. Bahkan upaya itu cukup membuahkan hasil dengan tingkat vaksinasi lansia di wilayah Kelurahan Mangkang Kulon maupun Mangkang Wetan sekitar 40%.

“Alhamdulillah sudah banyak mau [vaksinasi] juga. Ini berkat dukungan dari teman-teman di kelurahan juga yang membantu kami dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya vaksin. Semoga semakin banyak ya divaksin, semakin kecil risiko penularan Covid-19 di masyarakat,” tutur

Baca Juga: Beredar, Surat Penonaktifan 75 Pegawai KPK Tak Lolos TWK

Risiko terpapar Covid-19 diakuinya tak mengubah tekag nakes Kota Semarang. “Kalau kekhawatiran terpapar Covid-19 jelas ada. Apalagi saya kan mobile, turun langsung ke masyarakat. Dari situ kita khawatir, karena tidak tahu apakah kondisi lingkungan tersebut aman,” ujar Ninda.

Nakes vaksinasi Semarang itu mengaku pernah terpapar Covid-19 pada Agustus-September 2020 lalu. Meski Ninda telah dinyatakan sembuh, hal tersebut tidak menjamin dirinya kebal dari virus corona.

“Ya, jadi lebih berhati-hati saja kalau turun ke masyarakat. Apalagi di lingkungan yang tidak menerapkan prokes [protokol kesehatan] secara disiplin,” tutur perempuan kelahiran 28 November 1993 itu.

Baca Juga: Ini Makkah Hasil Jepretan Astronot Jepang dari Luar Angkasa

Terpisah, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menyebutkan saat ini pemerintahannya memang masih memfokuskan vaksinasi kepada kaum lansia. Hal itu dikarenakan kaum lansia merupakan kelompok yang rentan terpapar Covid-19.

Meski demikian, hingga pekan ke-19 tahun 2021, jumlah lansia sudah mendapat vaksin Covid-19 di Jateng masih terbilang minim. Dari total sasaran sekitar 3.129.042 orang, baru sekitar 620.343 orang atau sekitar 19,83% yang mendapat vaksin tahap pertama. Sedangkan, untuk dosis kedua baru menjangkau sekitar 435.301 lansia atau sekitar 13,91% dari total sasaran.

Karena itulah nakes pengajak vaksinasi sangat dibutuhkan di Semarang. “Maka yang harus kita lakukan adalah melakukan percepatan. Nanti dari kabupaten/kota akan melakukan berbagai metode jemput bola, seperti mendatangi [warga] langsung, maupun memberikan undangan. Tentu saja, itu juga tergantung sama ketersediaan vaksin dari pusat,” imbuh Ganjar.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya