SOLOPOS.COM - Prasasti bertuliskan Hotel Jansen terukir pada tembok di Jalan Mayjen Suprapto, kawasan Kota Lama, Kota Semarang. (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Solopos.com, SEMARANG Sebuah prasasti bertuliskan “Hotel Jansen” terukir pada tembok di Jl. Mayjen Suprapto, Kota Semarang, Jawa Tengah. Orang-orang yang berlalu-lalang pun tak mengindahkan tulisan berukir tinta keemasan dengan latar belakang warna hitam itu.

Mata mereka tertuju pada bangunan-bangunan kuno lainnya yang ada di Kota Lama Semarang, seperti Gereja Blenduk atau Spiegel. Kendati demikian, tulisan yang terukir di tembok itu sebenarnya memiliki sejarah yang panjang.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Tulisan itu merupakan penanda pernah berdirinya satu hotel termegah di Kota Semarang pada masa kolonial Belanda, yakni Hotel Jansen.

Baca Juga: Landainya Kasus Covid-19 Bikin Tesla Makin Yakin Bikin Pabrik di India

Pakar cagar budaya Kota Semarang, Tjahjono Raharjo, mengatakan Hotel Jansen merupakan satu di antara dua hotel yang populer pada masa kolonial, sekitar tahun 1930-1940-an. Selain Hotel Jansen, hotel lain yang kala itu cukup terkenal adalah Hotel Dibya Puri yang terletak di Jalan Pemuda.

“Jansen itu hotel termegah di Semarang, karena pertengahan tahun 1940-an fasilitasnya paling lengkap dan modern,” ujar Tjahjono kepada wartawan di Semarang, beberapa waktu lalu.

Masa Kejayaan

Tjahjono mengatakan pada masa kejayaannya, Hotel Jansen kerap menjadi tujuan menginap para elite politik dan kalangan bangasawan. Hal itu dikarenakan fasilitas hotel itu yang cukup lengkap seperti ruang kamar yang megah, tempat pertemuan, kolam renang, dan berdiri di atas bangunan dua lantai.

Meski demikian, Tjahjono hanya bisa bercerita tentang Hotel Jansen karena bangunannya sudah tidak tersisa. Bangunan Hotel Jansen dirobohkan pada tahun 1953 silam. Bahkan, benda-benda berharga yang ada di hotel tersebut ludes dijarah massa.

Baca Juga: Wow, Siswa MIN 2 Sukoharjo Juggling Bola 1.216 Kali dalam 10 Menit!

“Sayang bangunan itu sudah lenyap. Padahal dulu Hotel Jansen salah satu hotel terbaik di Semarang. Kalau dibikin perbandingan, satu hotel terbaik di Singapura, Raffles Hotel sampai saat ini masih beroperasi dan bangunan lamanya dipertahankan. Kalau Hotel Jansen tinggal nama,” ujar Tjahjono

Tjahjono pun berharap ke depan tidak ada lagi bangunan bersejarah di Semarang yang dirobohkan. Ia meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk serius dalam melestarikan sisa peninggalan sejarah.

“Jangan hanya membangun Kota Lama dengan memoles bangunan baru yang dipasangi ornamen agar terkesan kuno. Justru itu membohongi publik. Yang harus dilakukan ya identitas Kota Lama dipertahankan dengan menghargai bangunan lama,” tuturnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya