SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Ratusan penonton yang sebelumnya menyebar di area Pendapa Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Solo, spontan merapat ke venue utama begitu pembawa acara memberi clue bahwa grup humor Pecas Ndahe segera naik panggung.

Belum juga melempar guyonan, kehadiran tiga jokers, Doel, Kocrit, dan Max Baihaqi pada Minggu (14/4/2019) itu, bersama pemusik langsung disambut tawa. Apalagi saat Doel tiba-tiba merespons teriakan anak kecil di sela-sela persiapan mereka. “Ora, ya ngene iki hlo resikone pentas ditutke anak bojo [ya begini resikonya pentas diikuti anak istri],” seloroh Doel selengekan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Teriakan tersebut langsung menjadi materi guyonan pertama. Kocrit yang juga masih membenahi mikrofon ikut menyambar. Ia mengaku kesal setiap pentas diikuti anak istrinya. Tapi lebih kesal lagi kalau tak digubris oleh istrinya kalau pulang malam. Sampai-sampai pernah tidak dibukakan pintu. Ia pun membagikan trik menghadapi polah istri yang menjengkelkan seperti itu.

Nek aku carane gampang. Lawange tak ganti korden, dadi yen ora dibukakke lawang gari diblerek [kalau aku caranya mudah. Pintu saya ganti gordin, jadi kalau tidak dibukakan pintu tinggal disobek],” kata Kocrit disambut ger-geran.

Tensi penonton menaik. Doel tak mau menyia-nyiakan kesempatan. Ia mengatakan pentas penutup tahapan kampanye dan sosialisasi Pemilu yang diselenggarakan Badan Pengawas Pemilihan umum (Bawaslu) Solo tersebut sebagai panggung spesial. Mereka mengajak milenial, khususnya yang telah berusia 17 tahun untuk menggunakan hak pilih, Rabu (17/4/2019). Mulailah dengan masuk bilik suara dan coblos calon terbaik.

Pesan itu disampaikan sekilas di awal pentas. Tapi, baru beberapa menit serius, Doel, dan Kocrit kembali berulah. Penonton dibuat terpingkal-pingkal mendengar pesan keduanya mengenai tips masuk bilik suara.

“Bilik suara itu ya harus ada suara. Kalau masuk bilik suara jadinya sunyi, berarti palsu. Kalau masuk bilik suara kok ada mbak cantik pakai baju putih berarti masuk kamar suntik. Kalau masuk bilik suara aja turu. Ndhak dicoblos raimu,” kata keduanya memancing tawa.

Seperti biasa, mereka selalu melempar guyonan diselingi parodi musik. Beberapa lagu dipelesetkan. Cerita Tentang Gunung dan Laut milik Payung teduh misalnya, tiba-tiba diubah liriknya menjadi suara promosi jualan tahu bulat. Disusul lagu Sahabat Jadi Cinta milik Zigas yang dikolaborasikan dengan dangdut koplo Bojo Galak.

Spontanitas grup humor yang baru saja merayakan ulang tahun perak ini memang patut diacungi jempol. Mereka bisa membuat materi guyonan panjang tanpa diskenario. Ketika ngobrol soal jenggot misalnya, Doel, tiba-tiba meminta lakban sebagai properti. Cerita tentang jenggot lakban yang dihubungkan dengan musikus dangdut Rhoma Irama itu menjadi adegan pamungkas. Beberapa lagu Rhoma dinyanyikan sembari melempar lawakan dan banyolan. Sebelumnya, serangkaian acara bertajuk Gelar Budaya Generasi Milenial dimeriahkan pentas tari tradisi.

Ketua Bawaslu Solo, Budi Wahyono, dalam sambutannya mengajak anak muda turut berpartisipasi dalam Pemilu 2019. Serta meminta masyarakat ikut mengawasi pelaksanaan Pemilu agar berlangsung secara demokratis, langsung, umum, bebas, dan rahasia (luber jurdil).

“Pemilu 2019 ini juga menjadi bagian dari pendidikan politik. Pemilu bukan ajang menebarkan aroma SARA, ujaran kebencian, dan hoaks. Narasi yang tak baik mari sama-sama kita tolak,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya