SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p class="western"><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;"><strong>Solopos.com, KLATEN –</strong> Gerobak milik Sujiyono Munthit, 49, terparkir di tepi jalan kawasan Candi Plaosan atau dikenal Candi Kembar, Minggu (5/8/2018). Ia tak sendirian, ada 115 gerobak sapi tradisional dan 8 gerobak berbaris menunggu Festival Gerobak Sapi 2018 dibuka.</span></span></span></p><p class="western"><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Di sela-sela menuggu pembukaan, warga bebas menaiki gerobak sapi secara cuma-cuma. Gerobak sapi itu disewa oleh panitia senilai Rp300.000 untuk menyemarakkan festival tahunan Kabupaten Klaten. Gerobak itu ditarik dua ekor sapi dewasa jenis peranakan ongole (PO).</span></span></span></p><p class="western"><span style="color: #222222;">&ldquo;</span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Sapi ini [PO] perawatannya lebih gampang ketimbang sapi metal atau lainnya. Ngombornya hanya dua kali sehari, yakni pagi dan sore. Sapi metal ngombornya lebih boros,&rdquo; kata Sujiyono, seorang bajingan atau sebutan untuk pengendara <a title="Nostalgia Bersama Gerobak Sapi di Prambanan…" href="http://soloraya.solopos.com/read/20130302/493/384298/nostalgia-bersama-gerobak-sapi-di-prambanan">gerobak</a> sapi asal Kanoman, Maguwoharjo, Jogja, sembari duduk di gerobaknya, Minggu pagi.</span></span></span></p><p class="western"><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Di kampungnya, sapi PO lazim dipakai untuk membajak sawah, menggarap ladang, hingga menarik gerobak untuk angkut barang. Pekerjaan itu tak mungkin dilakukan oleh sapi jenis metal dan lainnya. Membajak lahan menggunakan sapi masih menjadi primadona petani di Maguwoharjo lantaran hasilnya lebih gembur ketimbang memakai traktor.</span></span></span></p><p class="western"><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Upah yang diterimanya bervariasi. Satu paktok sawah seluas 1.000 meter persegi bisa mendapatkan Rp100.000&ndash;Rp150.000. Sesekali, sapi dan gerobak itu dibawa ke kawasan Candi Prambanan untuk mengangkut wisatawan berkeliling menikmati candi-candi dan suasana desa dengan upah Rp200.000&ndash;Rp250.000 per sekali perjalanan.</span></span></span></p><p class="western"><span style="color: #222222;">&ldquo;</span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Kalau untuk wisata enggak mesti sepekan sekali. Lebih sering untuk kerja di sawah. Ini malah sapi punya saudara saya katanya mau dijual Rp85 juta satu ekor,&rdquo; ujar dia.</span></span></span></p><p class="western"><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Bajingan lain, Sukini, 50, menceritakan beternak sapi menjadi kebanggan bagi keluarga. Biasanya, sapi yang dipelihara adalah sapi turun temurun dari kakek kepada anak hingga cucu. Di kampungnya, Desa Sanggrahan, Kecamatan Prambanan, bahkan ada satu kelaurga hingga memiliki delapan ekor sapi PO. &ldquo;Biasanya turun temurun. Sapi saya di rumah sekarang juga mulai dirawat sama anak saya. Beberapa kali dibawa ke Solo untuk wisata,&rdquo; beber dia.</span></span></span></p><p class="western"><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Memiliki <a title="Jelang Iduladha, Harga Jual Sapi di Klaten Merangkak Naik" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180706/493/926356/jelang-iduladha-harga-jual-sapi-di-klaten-merangkak-naik">sapi</a> dalam pandangan masyarakat Jawa umumnya dinilai memiliki status sosial yang lebih tinggi. Sapi atau disebut rajakaya dalam tradisi Jawa, menjadi sebuah aset sekaligus kebanggan keluarga.</span></span></span></p><p class="western"><span style="color: #222222;">&ldquo;</span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Sapi menjadi kekayaan orang desa. Mereka yang memiliki sapi dianggap status sosialnya lebih tinggi. Kalau sekarang mungkin untuk kelangenan saja,&rdquo; beber Ketua Paguyuban Gerobak Sapi Langgeng Sehati, Lasiman, 63, di sela-sela festival.</span></span></span></p><p class="western"><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Sebagai aset, lanjut Lasiman, orang desa biasanya menjual sapi saat mau hajatan seperti pernikahan atau membayar kebutuhan sekolah. Harga satu ekor sapi PO biasanya cukup untuk membiayai sekolah anak hingga selesai.</span></span></span></p><p class="western"><span style="color: #222222;">&ldquo;</span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Kenapa dipilih sapi PO? Karena sapi ini lebih jinak ketimbang sapi dan ternak lain seperti kuda, misalnya. Sapi ini dikenal mudah diatur dan tak merepotkan soal perawatannya. Sapi PO disuruh menunggu di depan panggung agak lama bisa tetap tenang. Kalau kuda mungkin sudah ketakutan,&rdquo; tutur Lasiman.</span></span></span></p><p class="western"><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><span style="font-size: medium;">Camat Prambanan, Suhardi, menjelaskan Festival Gerobak Sapi Klaten 2018 selain untuk menyemarakkan peringatan Hari Jadi ke-214 Kabupaten Klaten, juga sekaligus melestarikan angkutan tradisional yang mulai tergerus oleh angkutan modern. Dalam festival itu, konvoi gerobak sapi berkeliling melintasi desa-desa di Kecamatan <a title="Lebaran, Prambanan dan Jatinom Klaten Paling Rawan Macet" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180606/493/920652/lebaran-prambanan-dan-jatinom-klaten-paling-rawan-macet">Prambanan</a> sejauh sekitar 6,5 kilometer.</span></span></span></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya