SOLOPOS.COM - Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Erick Thohir. (Antara-Muhammad Iqbal)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Erick Thohir mencegah ajang pemilihan umum kepala daerah atau pilkada menjadi gelombang ketiga pandemi Covid-19. Diingatkannya, penyakit ini sangat berbahaya sehingga permisif terhadap penularan Covid-19 wajib ditentang.

“Kita menekankan pada situasi pilkada dan pernyataan Komite PCPEN termasuk saya sendiri sangat keras, jangan kita bicara sukses pilkada tapi gagal dalam penanganan Covid-19. Karena, situasi ini bisa menjadi gelombang ketiga yang sangat membahayakan!” tegas Erick dalam orasi ilmiah di Universitas Padjadjaran, Bandung, Jumat (11/9/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pak Gojek Wajib Waspadai Aplikasi Baru Ini!

Erick mengimbau para calon pemimpin daerah yang berkompetisi peduli dan menjalankan disiplin protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Jika mereka permisif terhadap penularan Covid-19 maka mereka tidak peduli dengan kesehatan masyarakat.

“Jangan hanya mengutamakan terpilihnya saja, tapi mengorbankan risiko fatalitas kematian Covid-19,” katanya.

Tekan Persebaran Virus

Ketua pelaksana PCPEN tersebut berulang kali mengingatkan agar penerapan dan disiplin protokol kesehatan pencegahan Covid-19 tetap harus dilakukan oleh semua pihak. Langkah itu vital dilakukan demi menekan persebaran virus mematikan tersebut.

“Saya tidak ada maksud menakut-nakuti bahwa kita tidak akan melihat penurunan jumlah kasus Covid secara signifikan, kalau perilaku disiplin protokol kesehatan tidak dilakukan bersama-sama,” ujar Erick

Millenials, Ini Tips Kelola Uang saat Pandemi!

Karena itu, kalau melihat bagaimana sekarang kasus-kasus yang terjadi dan tentu kondisi Indonesia lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara seperti India, Brazil, dan Amerika Serikat. Karena itu, semua pihak wajib menentang sikap permisif terhadap penularan Covid-19 sehingga Indonesia tidak terus mendekati angka-angka persebaran Covid di negara-negara tersebut.

Kalau melihat angka Covid di India yang mendapatkan angka hingga 1 juta kasus Covid dalam tempo 12 hari, bukan tidak mungkin jika tidak berdisiplin maka masyarakat Indonesia mungkin juga pada awal tahun depan akan mengalami kenaikan angka-angka kasus Covid. “Kalau kita berasumsi jelek saja misalkan terjadi 3.000 kasus Covid per hari, maka di akhir Desember 2020 kasus pandemi Indonesia bisa mencapai 500 ribu,” tegas Erick.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya