SOLOPOS.COM - Asmadi si penyelam tradisional yang memburu harta karun Sriwijaya, sedang memegang dayung kuno dengan latar belakang beragam koleksi kunonya, Sabtu (28/9/2019). (ANTARA/Aziz Munajar/19)

Solopos.com, PALEMBANG — Seorang penyelam bernama Asmadi mengaku berburu harta karun Kerajaan Sriwijaya di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan. Kini, dia telah menyimpan ratusan koleksi peninggalan masa pra-Kerajaan Sriwijaya hingga kolonial Belanda hasil dari berburu.

Dikutip dari Antara, Jumat (29/10/2021), Asmadi telah berburu harta karun Sriwijaya di Sungai Musi sejak 2017. Dia pun bercerita tentang beratnya melakukan perburuan itu. Pasalnya, dia menggunakan alat yang bisa dikatakan cukup sederhana.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Baca Juga: Koin hingga Dayung, Ini Koleksi Temuan Pemburu Harta Karun Sriwijaya

Ekspedisi Mudik 2024

Berbekal kompresor dan selang oksigen, Asmadi memberanikan diri menyelam hingga ke dasar Sungai Musi. Sesampainya di dasar, dia mengarahkan selang ke berbagai arah agar pasir bisa tersedot naik ke kapal. Hal ini dilakukan untuk mengeruk dasar sungai mencari benda berharga.

Asmadi harus bertahan di dasar sungai Musi hingga dua jam dengan berbagai risiko, mulai dari suhu dingin hingga pendarahan. Pada awal melakukan penyelaman dia diajarkan untuk menciptakan kondisi di dalam sungai. Bukan melihat kondisi yang ada.

“Saya sudah sering berada pada keadaan antara hidup dan mati saat menyelam. Sebab di dalam, kami hanya meraba-raba dasar sungai. Kami tidak tahu bahaya apa yang akan datang. Itu sebabnya kami wajib membuat perkiraan sebelum menyelam,” jelasnya.

Baca Juga: 72 Juta Warga RI Sudah Divaksin 2 Dosis Lengkap, Kamu Gimana Lur?

Hasil berburu harta karun Sriwijaya itu kemudian dia simpan di rumahnya di pinggiran Pulau Kemaro, Palembang. Dia memiliki ratusan koleksi seperti koin, gerabah, dayung kapal, hingga jimat kuno. Asmadi sengaja mengumpulkan koleksi harta karun Sriwijaya itu untuk memajangnya di museum pribadi.

“Dengan demikian berbagai koleksi ini tak melulu dijual-belikan. Namun lebih-lebih harus menjadi sarana edukasi sejarah sekaligus daya tarik wisata,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya