SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, MADIUN — Sampah plastik menjadi satu permasalahan yang saat ini menjadi perhatian berbagai elemen masyarakat Indonesia. Berbagai upaya pun mulai dilakukan oleh berbagai kalangan untuk mengurangi jumlah konsumsi plastik.

Di Kota Madiun, Jawa Timur, aksi pengurangan konsumsi plastik dilakukan oleh para murid SD. Salah satunya di SDN 2 Demangan, Kecamatan Taman. Di sekolah dasar itu, terjadi pengurangan konsumsi plastik besar-besaran. 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anak-anak di SDN 2 Demangan tersebut mulai diperkenalkan oleh guru untuk mengurangi konsumsi plastik. Bentuk nyatanya, para murid ini tidak diperbolehkan membawa makanan yang dibungkus dengan plastik. 

Mereka juga dilarang membeli jajanan maupun minuman yang dibungkus dengan plastik. Tidak hanya melarang, pihak sekolah pun memberikan solusi. Kantin sekolah dimaksimalkan untuk menyediakan makanan dan jajanan yang sehat dan murah bagi murid. 

Seperti Senin (22/7/2019) siang, para peserta didik di sekolah itu memakan makanan yang disuguhkan di meja belajar mereka. Siang itu, menu yang mereka santap ada nasi, lauk tempe dan tahu goreng, serta sayur sop. Minuman pun disediakan. Makanan dan minuman tersebut ditempatkan di wadah plastik. 

Para murid itu pun terlihat menikmati santapan yang disediakan itu. Seperti Aning dan Juliya, kedua siswi kelas I SDN 2 Demangan lahap memakan nasi dengan sayur sop. 

“Enak makanannya, ini dari sekolah,” kata Aning malu-malu. 

Kepala SDN 2 Demangan, Ernawati, mengatakan pengurangan konsumsi plastik secara nyata dilakukan para murid. Hampir satu semester aturan pelarangan membawa plastik di kompleks sekolah berlangsung. 

Dia menuturkan untuk kebutuhan makan siang, para peserta didik bisa membawa makanan dari rumah, orang tua mengantar makanan untuk menu santap siang, atau bisa pesan di sekolah. Yang pasti makanan yang dibawa tidak boleh dibungkus dengan plastik. 

“Kalau beli di kantin juga bisa. Sangat murah. Hanya Rp4.000 per makan. Itu sudah sama minumnya. Untuk lauknya ada tempe, tahu, telur, dan dengan sayuran. Menunya setiap hari berubah,” jelas dia. 

Pihak sekolah juga meminta orang tua tidak memberikan uang makan kepada anaknya. Anak lebih baik diberi bekal makan siang. Sedangkan untuk jajanan, di kantin sekolah juga disediakan jajanan. Sehingga para murid tidak perlu lagi membeli jajanan di luar sekolah. 

Sejak peraturan ini diberlakukan, kata Ernawati, ada perubahan perilaku dari para murid untuk mengurangi konsumsi plastik. Mereka lebih selektif saat membeli sesuatu dan tidak mudah meminta plastik. 

Sedangkan dampak di sekolah, sampah plastik di tong sampah di sekolahan menurun drastis. Dari yang biasanya bisa seluruh tong sampah penuh, saat ini sampahnya hanya sedikit. Itu pun didominasi bukan sampah plastik. 

“Kalau dampak, yang pasti ada dampaknya. Ini kan bentuk pembelajaran terhadap lingkungan juga. Jadi anak-anak lebih paham kalau sampah plastik itu berbahaya dan sulit diurai,” jelas dia. 

Sementara itu, Wakil Wali Kota Madiun, Inda Raya, mengapresiasi upaya sekolah yang secara dini mengenalkan anak-anak untuk meninggalkan sampah plastik. Dia mengaku khawatir persoalan sampah plastik ini bisa menjadi momok dan merusak lingkungan kota. 

Setiap hari, kata Inda Raya, sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Madiun mencapai 110 ton. Sampah tersebut didominasi sampah plastik. 

“Budaya seperti ini penting. Saya berharap sekolah lain bisa mencontohnya. Supaya anak-anak bisa lebih paham soal permasalahan sampah dan tidak dengan mudah membuang sampah sembarangan,” kata dia seusai mengunjungi SDN 2 Demangan. 

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya