SOLOPOS.COM - Alat rapid test antigen. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Pakar sekaligus praktisi kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, menjelaskan cara membaca hasil rapid test antigen Covid-19. Sebetulnya sangat mudah karena prinsipnya sama seperti alat tes kehamilan, yaitu dengan melihat dua indikator status positif.

Mengutip dari Antara pada Jumat (18/2/2022), Ari mengungkapkan bahwa alat rapid test antigen yang dipesan pemerintah menggunakan sampel darah dengan basis antibodi seseorang yang muncul apabila terdapat infeksi. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Dia memaparkan cara membaca rapid test antigen yang dipesan pemerintah sebenarnya cukup mudah dilakukan dengan meneteskan sampel darah pasien pada alat tes. Prinsip kerja alat tes cepat tersebut mirip dengan alat tes kehamilan yang biasa digunakan untuk mengetahui status kehamilan dengan menggunakan urine.

Pada alat tes cepat Covid-19 tersebut terdapat tiga garis indikator yang ditandai dengan C, IgM, dan IgG. Hasil tes bisa muncul dalam kisaran waktu 15 menit setelah sampel darah dilakukan.  “Jika setelah 15 menit tidak ada satu garis pun yang muncul dari ketiga indikator, maka tes dinyatakan gagal dan harus diulang. Sementara bila hasilnya terdapat garis pada indikator C, berarti hasilnya negatif,” kata Dekan Fakultas Kedokteran UI ini.

Baca Juga: Jumlah Kasus Naik Terus, RS Solo Mulai Tambah Bed Isolasi Covid-19

Namun Ari menjelaskan hasil pembacaan negatif tersebut belum tentu menyatakan bahwa seseorang itu benar-benar negatif. Karena antibodi tubuh bisa saja belum terbentuk meskipun sudah ada infeksi. Immunoglobulin akan muncul setelah enam atau tujuh hari tubuh terinfeksi oleh virus.

Dia menyebut masa tersebut dalam masa window periode atau masa dimana antibodi tubuh belum terbentuk setelah ada infeksi. Sehingga orang yang mendapatkan hasil negatif harus dites ulang dalam 10 hari mendatang untuk memastikan apakah benar-benar negatif.

Sementara apabila garis muncul pada indikator immunoglobulin M atau IgM, menunjukkan bahwa seseorang berada dalam fase awal infeksi. Jika garis muncul pada dua indikator yaitu IgM dan IgG, maka pasien sedang berada pada fase infeksi aktif.

Baca Juga: Ada Temuan Kasus Covid-19, Giliran SMAN Colomadu Setop PTM

Sementara jika yang muncul hanya garis pada indikator IgG, dapat diartikan pasien berada pada fase akhir infeksi hingga sembuh atau pernah memiliki riwayat terinfeksi Covid-19.

Secara umum, rapid test antigen bekerja dengan cara mendeteksi struktur asing (dari virus, bakteri, maupun patogen lain) yang dapat mencetuskan respons imun tubuh. Sebagian besar rapid test antigen untuk Covid-19 menggunakan metode imunodeteksi sandwich dengan format tes alur lateral yang umum dipakai untuk tes HIV, malaria, dan influenza.

Rapid test antigen dapat menggunakan spesimen swab nasofaring, swab nasal, atau sputum sesuai petunjuk kit reagen. Setelah spesimen saluran pernapasan diambil dan dioleskan ke strip tes, hasil dibaca oleh operator dalam waktu 10–30 menit dengan atau tanpa bantuan instrumen pembaca yang telah terlatih untuk mencegah perbedaan interpretasi.

Baca Juga: 6 Bahan Alami yang Bantu Redakan Batuk Pilek karena Omicron

Meskipun termasuk pemeriksaan cepat, rapid test antigen tetap harus dilakukan dan diinterpretasi oleh tim terlatih. Petugas tetap membutuhkan alat pelindung diri (APD) level 3 untuk mencegah transmisi virus melalui aerosol. Tes ini dapat dilakukan di laboratorium dengan fasilitas ruangan bertekanan negatif, baik milik pemerintah maupun milik swasta yang memiliki fasilitas biological safety cabinet (BSC) kelas II.

Mengutip laman alomedika.com pada Jumat (18/2/2022) berikut ini interpretasi hasil rapid test antigen untuk skrining Covid-19:

1. Hasil Positif

Hasil dinyatakan positif bila terlihat satu garis hitam pada garis tes (T) dan satu garis merah pada garis kontrol (C). Hasil dilaporkan sebagai “antigen SARS-CoV-2 positif” dan direkomendasikan untuk dikonfirmasi dengan RT-PCR. Pasien diisolasi sesuai kriteria dan diingatkan untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, memakai masker, dan menerapkan physical distancing.

Baca Juga: Kenali Gejala Gastrointestinal Saat Terinfeksi Varian Omicron

Pasien yang memenuhi kriteria definisi kasus probable atau kasus suspek Covid-19 dengan hasil pemeriksaan rapid test antigen yang positif bisa dimasukkan ke dalam kategori kasus konfirmasi Covid-19.

2. Hasil Negatif

Hasil dilaporkan sebagai “antigen SARS-CoV-2 negatif” bila hanya terlihat satu garis merah pada garis kontrol (C). Namun, hasil negatif tidak menyingkirkan kemungkinan infeksi SARS-CoV-2 karena hal ini mungkin disebabkan oleh kuantitas antigen dalam spesimen yang masih berada di bawah level deteksi alat.

Baca Juga: Terus Naik, Kasus Harian Covid-19 di Malaysia Tak Lagi Diumumkan Petang

Orang dengan hasil rapid test antigen negatif masih berisiko menularkan SARS-CoV-2 ke orang lain, terutama bila memiliki probabilitas pre-test relatif tinggi, memiliki gejala Covid-19, atau memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi Covid-19. Pada kasus seperti ini, rapid test antigen ulang atau tes konfirmasi dengan rRT-PCR dapat dianjurkan.

3. Hasil Invalid

Hasil rapid test antigen SARS-CoV-2 dinyatakan invalid bila tidak terdapat garis pada garis kontrol (C). Dalam hal ini, pasien direkomendasikan untuk menjalani pemeriksaan ulang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya