SOLOPOS.COM - Ashanty positif Covid-19. (Instagram/@ashanty_ash)

Solopos.com, SOLO-Setelah seseorang dinyatakan positif Covid-19 seperti artis Ashanty,  apakah perlu dilakukan tes khusus untuk deteksi terinfeksi varian Omicron atau bukan. Proses ini memakan waktu lama, sehingga tidak bisa langsung diketahui hasilnya.

Lalu, tes apa yang digunakan untuk mendeteksi varian Omicron  ini setelah dinyatakan positif Covid-19? WHO mengatakan, tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang banyak digunakan terus mendeteksi infeksi virus corona, termasuk infeksi dari varian Omicron.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagaimana diketahui tes PCR dapat untuk deteksi varian Omicron setelah seseorang dinyatakan positif Covid-19. Sama seperti yang terjadi pada Ashanty yang mengaku mendapatkan hasil positif terinfeksi virus corona setelah melakukan tes PCR di bandara Indonesia. Namun belum ada penjelasan apakah dia terinfeksi varian Omicron atau varian lainnya.

Baca Juga: Sepulang dari Turki, Ashanty Positif Covid-19

Melansir Bisnis.com, Jumat  (7/12/2021), tes PCR menggunakan sampel swab dari hidung dan tenggorokan, untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus corona.  Sampel kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis, dan dapat menunjukkan apakah varian yang menyebabkan infeksi terlihat seperti Omicron, Delta atau varian lainnya. Tes akan melihat tiga gen yang terkait dengan bagian dari virus yakni spike (S), nucleocapsid (N2) dan bagian cangkang luar (E). Apabila gen S tidak terdeteksi, maka kemungkinan infeksi disebabkan oleh Omicron. Sebaliknya, bila gen S terdeteksi, maka kemungkinan infeksi bukan disebabkan oleh Omicron.

Baca Juga:  Ashanty Positif Covid-19, Turki Jadi Trending di Twitter

Hasil swab PCR positif untuk Omicron ini kemudian akan dianalisis genetik secara penuh, menggunakan teknik yang disebut dengan pengurutan genomik (whole genome sequencing).  Dengan melihat lebih dekat pada materi genetik yang diberikan, para ilmuwan dapat mengonfirmasi apakah seseorang positif dengan Omicron atau Delta yang telah beredar luas.

Meskipun proses ini hanya memberikan informasi dari swab yang dianalisis, dengan menggunakan hasil tersebut, setidaknya para ilmuwan dapat memperkirakan berapa proporsi kasus baru dan mengetahui sifat-sifatnya. Sayangnya, banyak kasus infeksi Omicron tidak terdeteksi karena proses ini memakan waktu berpekan-pekan lamanya.

Hal kurang lebih senada diungkapkan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama. Menurutnya  varian baru Covid-19 Omicron (B.1.1.529) masih bisa dideteksi menggunakan alat reaksi berantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR).

Tjandra mengatakan mutasi spike protein di posisi 69-70 pada Omicron menyebabkan terjadinya fenomena S gene target failure (SGTF) di mana gen S tidak akan terdeteksi dengan PCR, hal ini disebut juga drop out gen S.

Baca Juga: Diadopsi Para Artis, Ketahui Trik Terhindar Bahaya Boneka Arwah

Gen S yang tidak terdeteksi pada pemeriksaan PCR dapat dijadikan indikasi awal kemungkinan yang diperiksa adalah varian Omicron. Tapi temuan itu perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk memastikannya.

“Kalau kemampuan WGS terbatas, maka ditemukannya SGTF dapat menjadi semacam bantuan untuk menyaring mana yang prioritas dilakukan WGS, selain kalau ada kasus berat, atau ada klaster, atau ada kasus yang tidak wajar perburukan kliniknya, dan lainnya,” katanya seperti dikutip dari fk.ui.ac.id pada Jumat (7/1/2022).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya