SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Pengelola objek wisata yang memanfaatkan alur Kali Pusur wilayah Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah memanfatkan maksimal pemantauan deras arus sungai itu. Kalau arus air itu deras berlebihan, bencana bisa datang menerpa warga.

Pemantauan deras arus sungai selama ini mengandalkan komunikasi dengan komunitas yang tinggal di wilayah hulu sungai tersebut di wilayah Kecamatan Tulung maupun Kabupaten Boyolali. Tak terkecuali pengelola Taman Banyu Gemblinding, Desa Karanglo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketika menerima informasi jika wilayah hulu hujan deras atau debit air meningkat, pengelola langsung menghentikan sementara kegiatan wisata berupa river tubing di sepanjang Kali Pusur Seperti pada Minggu (7/3/2021).

Baca Juga: Waspada, 12 Zodiak Kerap Keliru Asuh Anak!

Pengelola menghentikan sementara kegiatan river tubing ketika mengetahui wilayah hulu mendung pekat serta mendapatkan informasi terjadi hujan deras. Kadus I Desa Karanglo, Widoyo, mengatakan dua jam sebelum banjir terjadi, pengelola sudah mendapatkan informasi wilayah hulu Kali Pusur hujan deras.

Widoyo yang menerima informasi tersebut langsung mendatangi kawasan objek wisata dan mengingatkan orang-orang segera menjauh dari tepian sungai. “Sudah sering komunikasi antarkomunitas. Komunikasinya mengandalkan ponsel,” kata Widoyo saat ditemui di bantaran Kali Pusur, Senin (8/3/2021).

Widoyo juga menjelaskan rombongan dari Demak sebenarnya sudah terlanjur berada di kawasan Taman Banyu Gemblinding. Lantaran debit air sudah meningkat, mereka batal mengarungi alur Kali Pusur menggunakan ban. “Sebenarnya tamu dari Demak sekitar 50 orang. Akhirnya tidak jadi tubing karena situasi. Sekitar 30 menit dari kedatangan tamu Demak itu banjir datang,” kata dia.

Baca Juga: Peluang Bisnis Tanaman Hias di Mal Terbuka

Widoyo menjelaskan saat banjir datang sekitar pukul 15.30 WIB, kondisi bantaran sungai sudah sepi. Dia seorang diri berada di salah satu gazebo lantaran terus memantau peningkatan debit air.

Air Terjang Gazebo

Tanpa disangka, debit air yang datang di luar dugaan hingga mulai menerjang gazebo yang berada di bantaran sungai. “Banjir kemarin yang paling besar,” kata Widoyo.

Gazebo-gazebo yang berada di bantaran objek wisata itu mulai terendam dengan arus sungai cukup deras tak terkecuali gazebo tempat Widoyo berdiri.

Baca Juga: Cek Fakta! Benarkah Karantina Bukan Bisnis?

Sedikitnya dua gazebo mulai hanyut dan rusak akibat diterjang arus sungai. Beruntung, gazebo tempat Widoyo berdiri berada di balik rumpun bambu yang bisa menghambat derasnya arus sungai.

“Saya tenang saja di gazebo. Setelah air surut, saya langsung naik,” kata Widoyo.

Kepala Desa (Kades) Karanglo, Yudi Kusnandar, mengatakan banjir di Kali Pusur pada Minggu sore tak sampai membawa korban jiwa. Sebelumnya, orang-orang yang beraktivitas di sekitar Kali Pusur termasuk kegiatan wisata sudah diingatkan untuk menyingkir dari sungai lantaran kondisi wilayah hulu mendung pekat dan diperkirakan terjadi hujan. Hal itu ditambah dengan komunikasi antarkomunitas peduli sungai.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya