Anda bisa mencari berdasar kategori
atau judul berita
Masukan kata kunci

Begini Alasan BI Solo Gandeng TaniHub Kelola Hasil Panen Bawang Putih di Selo Boyolali

Begini Alasan BI Solo Gandeng TaniHub Kelola Hasil Panen Bawang Putih di Selo Boyolali
user
Senin, 19 April 2021 - 14:44 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Solopos.com, BOYOLALI--Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Solo menggandeng perusahaan penyedia jasa teknologi dan e-commerce TaniHub untuk melakukan business matching kepada para petani bawang putih di Kecamatan Selo, Boyolali. Hal ini mengingat sekitar 60% hasil panen petani di platform TaniHub telah dijual ke seluruh Jawa dan Bali. Pihaknya berharap petani bukan hanya dapat meningkatkan produktivitasnya, namun memiliki akses penjualan online untuk sisi hilirnya.
Di sisi lain, penggalakan kembali produksi bawang putih lokal merupakan bagian dari strategi pengendalian inflasi dengan meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan impor. Pihaknya berharap keberadaan bawang putih lokal yang masih dianggap kurang berkualitas dibanding bawang putih impor dapat dipatahkan melalui pengembangan varietas bawang putih unggul berdasarkan kualitas produk, fisik, dan harga yang bersaing. Selain itu, keberadaan para petani milenial di Senden dapat menjadi penyemangat generasi milenial untuk menekuni dunia pertanian sebagai jawaban atas tantangan pertanian akan minimnya generasi muda petani.
“Panen perdana ini untuk budi daya terlebih dahulu. Nantinya panen kedua setelah banyak yang menanam sudah bisa sebagian dilepas ke pasar,” ungkap Kepala KPw BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, di sela-sela panen perdana bawang putih varietas Tawangmangu Baru di Dukuh Pasah, Desa Senden, Kecamatan Selo, Boyolali, Senin (19/4/2021).
Anggota Kelompok Tani Argoayuningtani, Warno, mengatakan pengembangan bawang putih ini target ke depan bisa panen minimal 5 ha untuk satu kelompok. Pihaknya bakal bekerja sama dengan kelompok lain untuk membudidayakan bawang putih varietas Tamangwangu Baru.
“Pemeliharaan sama dengan bawang lokal, tapi musim penghujan tanaman rentan terhadap jamur. Tapi, pada musim kemarau ini kami mencoba tanam sekarang usia 1,5 bulan. Ini nanti kalau panen menjadi referensi kami budidayanya gampang pada musim kemarau atau musim penghujan,” kata dia.
Warno menjelaskan di Tawangmangu, petani di sana tidak berani menanam bawang putih varietas tersebut pada musim penghujan. Mereka budi daya pada musim kemarau. Pihaknya pun menargetkan hasil panen bisa naik dari 21 ton/ha menjadi 23 ton/ha.
Sementara itu, Bupati Boyolali, Said Hidayat, berharap budi daya bawang putih ini bisa direplikasi di wilayah lain di Selo. Menurut dia, hasil panen yang bagus ini bakal diadopsi oleh Dinas Pertanian Boyolali.
“Tapi, kami lihat dulu karakter lahannya sama tidak, cocok tidak. Kalau bagus tentu kami kembangkan,” jelas dia.
Berdasarkan Neraca Ketersediaan dan Kebutuhan Komoditas Sayuran pada 2021 dari Kementrian Pertanian, jumlah kebutuhan bawang putih nasional sebanyak 591 .596 ton, yang merupakan kebutuhan konsumsi langsung, industri olahan, horeka (hotel, restoran, dan katering), hingga benih. Sementara stok bawang putih kurang dari 10% dari kebutuhan atau hanya 59.032 ton sehingga kekurangan pasokan akan dipenuhi dari impor.

Solopos Stories
Rekomendasi
Berita Lainnya

Koran Solopos


Berita Populer

Dapatkan akses tak terbatas
Part of Solopos.com
ISSN BRIN