SOLOPOS.COM - Wakapolrestabes Semarang, AKBP Enrico Silalahi (kanan), saat menggelar diskusi terkait tingkat kerawanan pembegalan di Kota Semarang bersama Wakil Ketua DPRD Semarang, Wiwin Subiono (tengah), di Balai Kota Semarang, Senin (29/1/2018). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Begal atau pelaku perampokan di Semarang jumlahnya cukup banyak dan merisaukan masyarakat.

Semarangpos.com, SEMARANG – Aksi kejahatan berupa perampokan di jalan atau pembegalan menjadi momok yang menakutkan bagi warga Kota Semarang. Apalagi, baru-baru ini warga ibu kota Jawa Tengah (Jateng) itu digegerkan dengan aksi perampokan yang menewaskan sopir taksi online oleh dua pelaku yang masih berstatus pelajar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Wakapolrestabes) Semarang, AKBP Enrico Silalahi, menyebutkan selama tahun 2017 lalu ada sekitar 20 kasus pembegalan. Dari 20 kasus itu, baru 10 kasus di antaranya yang telah diungkap aparat Polrestabes.

Ekspedisi Mudik 2024

“Jumlah itu [kasus perampokan di jalan] cukup banyak. Terjadi dihampir seluruh wilayah di Kota Semarang. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terutama saat melintas di jalan pada malam hari,” tutur Enrico saat dijumpai wartawan di Balai Kota Semarang, Senin (29/1/2018).

Enrico menyebutkan total ada 12 lokasi di Kota Semarang yang terindikasi rawan aksi perampokan disertai tindak kekerasan, bahkan pembunuhan. Ke-12 lokasi itu antara lain, Jl. Arteri Soekarno-Hatta, Jl. Brigjen Sudiarto, Dempel, Flyover Jl. Siliwangi, Puri Anjasmoro, Karanganyu, dan Jl. Jenderal Sudirman.

“Total ada 12 lokasi yang terindikasi rawan pembegalan. 12 lokasi itu tersebar hampir di seluruh kecamatan yang ada di Semarang [16 kecamatan]. Jadi hampir di semua wilayah ada lokasi yang rawan,” tutur Enrico.

Enrico pun meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat melintas di lokasi-lokasi itu. Ia mengimbau warga sebisa mungkin tidak melintas di lokasi itu saat malam hari.

“Kalau ketemu begal ya saya sarankan untuk lebih berani menghadapi, seperti berteriak atau melempar kunci motor. Kalau kira-kira akan menghadapi kondisi berbahaya aktifkan tombol panic button di aplikasi smart police pada telepon pintarnya. Pencet tombolnya tiga kali dan petugas kami akan segera mendatangi lokasi,” beber Enrico.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wiwin Subiono, meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk meningkatkan pelayanan keamanan terhadap masyarakat. Salah satunya, yakni dengan menambah fasilitas kamera close circuit television (CCTV) di lokasi-lokasi yang rawan.

“Selain CCTV, mungkin perlu dipasang lagi lampu-lampu penerangan jalan di lokasi-lokasi yang rawan guna mengantisipasi tindak kejahatan,” tutur Wiwin.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya