SOLOPOS.COM - Ilustrasi warga Sragen yang sembuh dari Covid-19. (Solopos/Moh Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Sragen menyatakan Sragen sebagai zona merah Covid-19 atau berisiko tinggi.

Status itu disematkan pascameledaknya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dan berdasarkan 15 indikator epidemiologi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Status zona Covid-19 di Sragen itu ternyata berbeda dengan status di tingkat Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan tingkat nasional yang menunjukkan Sragen masih zona oranye atau berisiko sedang.

Tak Perlu Mahal, Ini Cara Mudah Menghilangkan Bau Tak Sedap Kulkas

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen dr. Hargiyanto menjelaskan tentang perbedaan status zona risiko Covid-19 di Sragen saat ditemui Solopos.com di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen, Kamis (10/9/2020).

Hargiyanto membenarkan status Sragen di tingkat Provinsi Jateng masih zona oranye. Dia menunjukkan update risiko Sragen di Jateng per Kamis yang masih zona oranye. Data tersebut terhitung untuk masa 6-12 September 2020.

Dia mengakui data zona memang bisa berbeda karena perubahan data positif Covid-19 dan hasil tes swab bisa terjadi dengan cepat.

PSBB Segera Diterapkan di Jakarta, Bagaimana Kereta Api dan Pesawat dari Solo?

Data Kabupaten Jadi Acuan

“Data yang dipakai provinsi itu bisa jadi berbeda dengan data di kabupaten. Suatu saat Sragen sudah zona kuning tetapi di provinsi justru malah zona merah. Yang dipakai acuan itu adalah data kabupaten karena datanya riil yang ada dilakukan dan diperbarui langsung oleh Pemerintah Kabupaten. Kenapa Sragen masuk zona merah, karena ada hitung-hitungan angka berdasarkan 15 indikator dalam kajian epidemiologi. Semakin rendah angkanya maka akan mendekati zona merah,” jelas Hargiyanto.

Dia menambahkan yang dipakai adalah zona merah Covid-19 sehingga ada upaya antisipasi yang dilakukan Pemkab Sragen. Upaya itu misalnya perluasan tempat isolasi mandiri di Technopark menjadi 130 orang dan sekarang sudah terisi 90 orang.

Pembangunan Jembatan Lama Nambangan Wonogiri Dimulai November, Ini Rencananya

Selain itu, Hargiyanto menerangkan untuk mengejar target angka positive rate 5%, DKK terus melakukan swab test dengan target sepekan bisa mencapai 892 orang.

“Kami terus melakukan swab test. Pada Senin [7/9/2020] ada 185 orang, Selasa [8/9/2020] ada 205 orang, dan Rabu [9/9/2020] ada 90 orang yang swab test. Kamis ini juga ada swab test. Target itu bisa tercapai pekan ini,” ujarnya.

Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno mengatakan Gugus Tugas Covid-19 Sragen terus melakukan gerakan antisipasi persebaran Covid-19. Hal itu seiring status zona merah Covid-19 di Sragen.

Dia menyebut pada awal-awal munculnya Covid-19, Maret, penularan masih terpusat sekarang sudah menyebar sampai di tingkat kecamatan. Kondisi itu perlu diperhatikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya