SOLOPOS.COM - Para pedagang kaki lima melayani pembeli di citywalk Jl Slamet Riyadi, Solo, saat kegiatan Car Free Day, Minggu (4/9/2022). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO–Tak sedikit pedagang kaki lima atau PKL CFD Solo yang dipindah ke lokasi pusat kuliner Gladak Langen Bogan (Galabo) belum berjualan.

Kondisi berbeda bagi PKL yang berjualan di citywalk sekitar Taman Sriwedari yang bisa meraup keuntungan ratusan ribu rupiah hanya dalam tiga jam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebelumnya, para pedagang itu berjualan di zona 1-zona 4 CFD Solo. Mereka dipindah ke Galabo setelah Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menata PKL mulai dari Gladag-Ngapeman. Jalur tersebut disterilkan untuk para PKL saat kegiatan CFD.

Sekretaris Paguyuban PKL Gawe Rejo CFD Solo, Eko Adi Nugroho, mengatakan tengah memperjuangkan agar para pedagang yang dipindah ke Galabo bisa kembali berjualan di area CFD, khususnya mulai dari Gladag-Ngapeman.

Baca Juga: Hanya 3 Jam, PKL CFD di Citywalk Jl Slamet Riyadi Solo Raup Ratusan Ribu Rupiah

“Kondisinya sepi. Para pedagang serba dilema. Akhirnya banyak pedagang yang tak berjualan karena tak ingin merugi,” kata dia, Minggu (11/9/2022).

Menurut Eko, tidak ada ruang atau space kosong di sepanjang city walk, kecuali dari kawasan Gladag-Ngapeman yang dibiarkan kosong.

Kondisi ini berimbas pada keramaian pengunjung CFD terutama di sekitar Taman Sriwedari. Para pedagang berebut untuk berjualan di lokasi tersebut lantaran dinilai strategis.

Sementara area CFD mulai dari Ngapeman-Gladag relatif longgar dan sepi dari aktivitas pengunjung maupun atraksi seni dan budaya.

Baca Juga: PKL Solo Minta Tambahan Zona, Gibran: Ini CFD, Bukan Hari Bebas Berjualan

“Kasihan, pedagang yang dipindah ke Galabo. Mereka hanya bisa bertahan, tak lagi mencari keuntungan. Kami berupaya mencari solusi alternatifnya, namun selalu mentok. Pemerintah masih melarang pedagang berjualan di Ngapeman-Gladag,” ujar dia.

Kondisi berbeda dirasakan para pedagang yang berjualan di citywalk di sekitar Taman Sriwedari dan Gedung Graha Wisata Niaga.

Hanya dalam tiga jam, mereka mampu meraup keuntungan ratusan ribu rupiah. Mereka mulai menggelar lapak sekitar pukul 06.00 WIB-09.00 WIB.

Ada beragam sajian menu makanan yang ditawarkan kepada pengunjung CFD. Mulai dari soto ayam, soto daging sapi, timlo, gudeg, hingga aneka macam gorengan.

“Kalau pas ramai pengunjung, omzet penjualan bisa di atas Rp300.000. Namun, kadang-kadang juga hanya Rp250.000. Ya tidak mesti, namanya orang berdagang. Kadang laris kadang biasa saja,” kata seorang PKL di CFD, Parni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya