SOLOPOS.COM - Presiden Soeharto menerima Raja Faisal (hmsoeharto.id)

Sebelum kunjungan Raja Salman 1 Maret 2017, kunjungan Raja Arab Saudi terakhir dilakukan pada 1970.

Solopos.com, SOLO — Kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, ke Indonesia mencatatkan sejarah baru. Kali terakhir Raja Arab Saudi berkunjung ke Indonesia adalah 47 tahun lalu atau masa-masa awal Presiden Soeharto berkuasa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dikutip Solopos.com, dari laman soeharto.co, Minggu (26/2/2017), Raja Arab, Faisal bin Abdulaziz Al Saud berkunjung ke Indonesia pada Rabu, 10 Juni 1970. Berdasarkan informasi buku Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973 yang dikutip laman tersebut, kedatangan Raja Faisal disambut oleh Presiden Soeharto dan Ibu Tien.

Presiden Soeharto mengajak Raja Faisal ke ruangan kepresidenan dan keduanya duduk berdampingan di sebuah kursi panjang. Dalam ruangan tersebut ada Ibu Tien, Menteri Luar Negeri, Adam Malik, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, H. Aminudin Aziz, Menteri Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, Idham Chalid, dan rombongan Raja Faisal.

Malam harinya, Istana menggelar jamuan makan malam dan diisi pidato dari Presiden Soeharto. Presiden ke-2 Republik Indonesia itu menegaskan kembali dukungan Pemerintah Indonesia dalam usaha melawan agresi Israel ke negara-negara Timur Tengah.

Soeharto menjelaskan salah satu bentuk nyata dukungan Indonesia untuk Arab Saudi adalah dorongan agar resolusi Dewan Keamanan PBB 1967 bisa dilaksanakan sepenuhnya. Tak hanya itu, Soeharto juga mendukung hasil Konferensi Jeddah mengenai penyelesaian krisis Timur Tengah.

Presiden Soeharto tak lupa memberikan cinderamata untuk Raja Faisal berupa sebilah keris dan macan yang diawetkan. Pemberian itu dibalas oleh sang raja dengan pedang Arab yang sudah disepuh emas.

Pada hari kedua kunjungan, Raja Faisal dan Presiden Soeharto melakukan perundingan mengenai kerja sama dua negara. Dari buku yang ditulis oleh Tim Dokumentasi Presiden RI itu, terungkap perundingan digelar di Istana Merdeka dan berlangsung selama satu setengah jam. Selain membicarakan usaha penyelesaian krisis Timur Tengah, perundingan juga membahas kerja sama ekonomi. Kedua pemimpin negara itu sepakat diskusi lebih lanjut mengenai kerja sama ekonomi dilakukan oleh menteri perdagangan kedua negara.

Berselang 47 tahun kemudian, Raja Salman datang ke Indonesia dengan fokus yang diprediksi berbeda. Kerajaan Arab Saudi kini diperkirakan akan membawa misi besar dalam kunjungannya ke sejumlah negara di Asia seperti Indonesia, Malaysia, China, dan Jepang, Maret ini. Salah satunya adalah menawarkan saham perusahaan migas Saudi Aramco yang akan dilepas pada 2018.

Meskipun sasaran utama penjualan saham itu adalah China, hal itu dinilai sebagai bagian strategi global Arab Saudi bersaing dengan Rusia sebagai penyuplai minyak terbesar ke China. Apalagi, kebijakan Amerika Serikat (AS) yang berpotensi berubah di bawah Donald Trump dan cenderung bersahabat dengan Rusia.

Di Indonesia, Raja Salman juga akan meresmikan kerja sama antara Saudi Aramco dan PT Pertamina (Persero) senilai US$6 miliar untuk ekspansi kilang di Cilacap. Selain itu, adapula proyek energi lain senilai US$1 miliar. Bahkan Kepala BKPM Thomas Lembong berencana menawarkan sejumlah proyek di berbagai sektor dengan nilai investasi minimal Rp10 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya