SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JOGJA</strong> — Hasil analisis sampel abu letusan Gunung Merapi pada 21 Mei 2018 semakin menegaskan aktivitas gunung itu sedang bergerak menuju awal proses magmatik. Tapi hingga kini, <a href="http://news.solopos.com/read/20180524/496/918273/merapi-kian-panas-monyet-ekor-panjang-turun-gunung" target="_blank">pergerakan magma</a> belum terdeteksi.</p><p>Dari hasil analisis laboratorium, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan (BPPTKG) menemukan bahwa material letusan 21 Mei tersusun atas komponen magmatik. Hal ini berbeda dengan erupsi freatik pada 11 Mei yang menghembuskan material sisa letusan 2010.</p><p>"Tanggal 21 Mei didominasi unsur magmatik. Sehingga awal menuju proses magmatik. Ini salah satu indikasinya," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat jumpa pers, Jumat (25/5/2018).</p><p>Hanik menjelaskan dari analisis abu erupsi 21 dan 11 Mei ditemukan banyak perbedaan. Pada abu letusan 11 Mei, altered litchics dan altered crystals masih 41,61%. Sedangkan abu 21 Mei tinggal 3,74%.</p><p>Namun, sambungnya, yang jadi indikasi kuat <a href="http://news.solopos.com/read/20180524/496/918128/gempa-vulkanotektonik-terdeteksi-di-merapi-ini-dugaan-bpptkg" target="_blank">letusan 21 Mei</a> kental dengan unsur magmatik adalah karena free crystalnya mencapai 94,74%. Adapun abu pada 11 Mei, <em>free crystal</em>-nya hanya 32,85%.</p><p>"Kami juga coba membandingkan produk Letusan 21 Mei dengan produk letusan 2006 dan 2010. Hasilnya produk tanggal 21 Mei mirip dengan 2006 dan 2010," imbuh Hanik.</p><p>Hanik menjelaskan, kondisi terakhir Gunung Merapi menunjukkan tidak ada aktivitas kegempaan yang signifikan. Pada hari ini juga belum ada letusan sama sekali. Hal ini menjadi dasar dugaan bahwa letusan <a href="http://news.solopos.com/read/20180525/496/918470/bpptkg-erupsi-merapi-efusif-lemah-kemungkinan-tanpa-ledakan" target="_blank">Merapi kali ini bersifat efusif</a>, bukan eksplosif.</p><p>Deformasi memang ada, tapi tidak kuat. Deformasi adalah perubahan bentuk pada permukaan tubuh gunung, yang terbagi jadi dua, yakni inflasi dan deflasi.</p><p>"Deflasi [pengempisan tubuh gunung] masih minim. Dibandingkan dengan kemarin tidak ada deformasi yang kuat. Kalau [masuk proses] magmatik betul akan ada inflasi [penggembungan tubuh gunung akibat gerak magma]. Ini masih belum jelas [magmanya sampai mana]."</p>

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya