SOLOPOS.COM - Santoso Joko "Menthek" Purnomo, pawang hujan asal Semarang. (Dok. Solopos.com-Imam Yuda S.)

Solopos.com, SEMARANG — Pawang hujan saat ini tengah menjadi sorotan publik menyusul aksi Rara Isti Wulandari, yang menjadi pawang hujan dalam perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok, akhir pekan lalu. Kendati demikian, prosesi ritual yang dilakukan Rara sebagai pawang hujan itu rupanya berbeda dengan pawang hujan di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Seorang pawang hujan di Kota Semarang, Santoso Joko Purnomo, mengaku cara atau ritual yang dilakukan Rara dengannya sedikit berbeda. Jika Rara melakukan gerakan-gerakan khusus sambil membawa cawan sebagai ritual menangkal hujan, pria yang akrab disapa Menthek ini tidak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau Rara itu kan dari Bali. Caranya beda dengan pawang hujan yang di Jawa. Memang dia ada gerakan khusus, kalau kami tidak,” ujar Joko kepada Solopos.com, Selasa (22/3/2022).

Baca juga: Aksi Rara di Mandalika Viral, Ini Kata Pawang Hujan di Semarang

Joko mengaku saat berlangsungnya acara, ia memilih untuk berjalan-jalan mengelilingi lokasi acara sambil mengucapkan doa agar hajatnya dikabulkan. Selain itu, dia juga membawa botol berisi air sebagai pelengkap prosesi ritual.

Pria asal Semarang yang akrab disapa Menthek ini juga mengaku tidak menggunakan sesaji ataupun membakar menyan dan dupa saat melakukan ritual menjadi pawang hujan. Namun, ia mengaku melakukan semacam tirakat sebelum acara.

“Saya biasanya melakukan tirakat sebelum acara. Seperti begadang selama 1×24 jam, atau puasa,” ujar Joko.

Sama seperti halnya Rara, Joko mengaku jika dirinya juga tidak bisa menghentikan hujan sama sekali. Sebagai pawang hujan, yang dilakukan dirinya hanyalah menggeser awan-awan tebal penyebab hujan atau memindahkannya ke lokasi lain.

Baca juga: Viral Pawang Hujan Mandalika, Keraton Solo Punya Pusaka Tangkal Hujan

“Saya itu hanya berusaha mengendalikan awan. Jadi kalau pas acara terlihat mendung, digeser ke tempat lain. Kalau menghentikan, apalagi menolak [hujan], itu kuasa Sing Gawe Urip,” tegas Joko.

Kendati demikian,banyak orang yang percaya Joko mampu mengendalikan hujan. Bahkan, mereka tak segan menggunakan jasanya untuk menolak hujan saat menggelar event atau sebuah acara.

Ia bahkan bisa mengantongi uang hingga puluhan juta rupiah setiap bulannya, terutama saat kebanjiran order di musim penghujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya