SOLOPOS.COM - Mete atau mede (Solopos-dok)

Solopos.com, WONOGIRIWonogiri dikenal dengan daerah penghasil kacang mete. Dibandingkan dengan daerah lain di Tanah Air, kacang mete di Wonogiri ternyata memiliki rasa yang khas.

Sub Koordinator Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Wonogiri, Parno, mengatakan proses pembuatan mete lumayan panjang dan membutuhkan banyak tenaga. Hal itu menjadikan harga kacang mete cenderung mahal.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Harga mete terbilang tinggi karena proses pengolahan mete dari panen hingga menjadi kacang mete siap konsumsi membutuhkan tahapan dan waktu yang tidak sedikit. Setiap tahapan pengolahan tidak hanya dikerjakan oleh satu orang atau pengusaha.

“Rasa kacang mete juga sangat khas dan gurih. Apalagi kalau mete asli Wonogiri. Ada rasa manis-manisnya. Dapat dibilang mete ini makanan mewah. Makanan kelas menengah ke atas,” kata Parno saat ditemui Solopos.com di kantornya di Dispertan Wonogiri, Selasa (23/8/2022).

Pada tahap awal, petani memanen jambu mete yang sudah masak atau tua. Panen itu menghasilkan biji mete gelondong atau basah.

Baca Juga: Produksi Lokal Minim Bikin Mete Asal NTB dan Sulawesi Selalu Banjiri Wonogiri

Sebelum dijual, mete gelondong dijemur dua-tiga hari agar kadar air pada biji mete berkurang. Setelah kering, mete gelondong itu dijual kepada pengepul atau pedagang olahan mete.

Oleh para pedagang, mete gelondong dikupas kulitnya. Pedagang mempekerjakan buruh kupas biji mete. Selesai dikupas, biji mete dijemur kembali selama satu-dua hari agar biji mete itu benar-benar kering.

“Setelah dipastikan kering, biji mete baru bisa diolah menjadi layak konsumsi,” kata Parno.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, mengatakan tanaman jambu mete dapat tumbuh baik di Wonogiri sejak dahulu. Hal itu lantaran kondisi geografis di Wonogiri mendukung tanaman tersebut tumbuh subur.

Baca Juga: Produksi Lokal Minim Bikin Mete Asal NTB dan Sulawesi Selalu Banjiri Wonogiri

Tanaman jambu mete tidak banyak membutuhkan air. Perawatan tanaman pun relatif mudah.

Lima kecamatan penghasil mete terbanyak di Wonogiri secara berturut-turut, yaitu Kecamatan Jatiroto dengan total produksi 2.053 ton/tahun, Ngadirojo dengan total produksi 3.491 ton/tahun, Sidoharjo dengan total produksi 2.403 ton/tahun, dan Jatisrono dengan total produksi 1.967 ton/tahun.

Selama lima tahun terakhir, produksi jambu mete cenderung meningkat. Baroto Eko Pujanto menjelaskan, pada 2017 produksi mete sebanyak 7.765 ton/tahun, 2018 sebanyak 8.895 ton/tahun, 2019 sebanyak 12.119 ton/tahun, 2020 sebanyak 12.196 ton/tahun, dan 2021 sebanyak 12.460 ton/tahun.

“Kalau luas tanam jambu mete, relatif sama meski ada peningkatan sedikit. Pada tahun 2017, luas area tanam seluas 20.636 hektare. Sedangkan tahun 2021 meningkat menjadi 20.741 hektare. Walaupun area tanam meningkat, luas area panen stabil. Dari 2017-2022 luas panennya 14.258 hektare,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya