SOLOPOS.COM - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharani (kedua dari kiri), bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy (keempat dari kiri), meninjau pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) di pendopo kantor Kelurahan Jebres, Solo, Jumat (29/1/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, meminta pemerintah pusat menggunakan data sistem informasi kesejahteraan elektronik atau E-SIK milik Pemkot Solo dalam penyaluran bantuan sosial tunai atau BST.

Hal itu agar bantuan tepat sasaran karena pendataan E-SIK sampai tingkatan terbawah yakni RT/RW. E-SIK membagi data keluarga menjadi beberapa kategori, di antaranya miskin, rentan miskin, dan sangat miskin.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Rudy, sapaan akrab Wali Kota, mengatakan per Januari 2021, jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) BST sempat berkurang sekitar 9.000 yang kemudian terdata kembali.

Baca Juga: Positif Covid-19 Kota Solo Tambah 3.441 Kasus Dalam Sebulan, 135 Orang Meninggal

Sementara BNPT, datanya sempat berkurang 4.000-an KPM kemudian kembali 1.000 KPM. Artinya masih tersisa 3.000-an yang belum kembali terdata.

“Kami sudah punya aplikasi E-SIK yang mendata warga miskin, rentan miskin, dan sangat miskin. Kalau aplikasi ini mau dipakai, negara tidak akan kecolongan. Karena kami sudah bisa langsung melihat data warga tersebut, seperti apa isi rumahnya, sudah dapat bantuan apa saja dari pemerintah,” katanya kepada wartawan mengenai data penerima BST, akhir pekan lalu.

Baca Juga: Pemkab Sukoharjo Bangun 3 Jembatan Tahun Ini, Anggarannya Rp18 Miliar

Perbaikan Data

Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Solo, Jumat (29/1/2021), Menteri Sosial Tri Rismaharini menyebut 40 kepala daerah Indonesia belum menyerahkan data perbaikan penerima bantuan program dari Kementerian Sosial (Kemensos) 2021.

Ia menyebut sejumlah permasalahan terkait data penerima bantuan Kemensos di lapangan. Risma meminta para kepala daerah memperbaiki data lantaran tidak sesuai data kependudukan. Perbaikan data mulai pada pekan pertama dan kedua Januari 2021.

Baca Juga: Mobil Berisi Satu Keluarga Asal Solo Terjun Ke Kebun Di Tawangmangu Karanganyar

“Saya takut jika data penerima bantuan bermasalah tersebut tidak diperbaiki. Apakah orang itu benar ada atau seperti apa saya tidak tahu. Sampai akhir Januari ini ada tambahan sebanyak 560.000 orang yang layak mendapatkan bantuan program dari Kemensos. Tambahan tersebut tercatat data nasional seluruh Indonesia,” kata Risma, Jumat lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya