SOLOPOS.COM - Suasana di serambi Masjid Sheikh Zayed sebelum Salat Jumat perdana berlangsung, Jumat (3/3/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO--Hari pertama ibadah salat Jumat di Masjid Sheikh Zayed Solo disambut ribuah jamaah dari berbagai daerah. Namun, beberapa memberikan catatan terutama masalah parkir dan penataan pedagang kaki lima atau PKL.

Salah satu jamaah asal Solo, Nur Hudha, yang rutin setiap zuhur menyempatkan salat di masjid yang kini sudah dibuka untuk umum itu. Kebetulan, Hudha mengaku tempat kerjanya dekat dengan masjid.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kalau saya menyarankan untuk pihak Pemkot, perlu diperhatikan terkait kantong-kantong parkir yang khusus disediakan untuk para jamaah. Agar ketika meletakkan kendaran itu dalam keadaan aman dan nyaman, tidak waswas,” kata dia kepada Solopos.com, Jumat (3/3/2023).

Namun, dia mengaku karena sudah terbiasa, sehingga tidak merasa kesulitan mencari tempat parkir yang aman. “Karena saya sudah hafal, jadi saya tahu bagaimana cara biar bisa masuk, jadi lewatnya ke mana, parkir ke mana, wudu di mana itu sudah tahu,” kata dia.

Tidak hanya kendaraan roda dua, Hudha juga menyoroti terkait parkir mobil yang cukup sulit untuk mencari tempat parkir. “Kalau dilihat dari tempat parkirnya saja sudah begitu kesulitan, apalagi yang membawa mobil, itu malah parkir kalau tidak salah sampai jalan raya,” kata dia.

Selain itu, dia juga menyarankan agar pedagang kaki lima di sekitar masjid bisa ditata dan diberikan tempat khusus. Apalagi ditambah dengan kendaraan yang parkir di sekitar masjid, suasana di luar nampak semrawut.

“Menurut saya perlu difasilitasi untuk para pedagang kaki lima, agar yang jualan juga mendapatkan barokahnya adanya masjid ini. Namun juga tidak mengganggu kenyamanan para jamaah atau pengunjung di sini,” kata dia.

Menurut dia, kehadiran pedagang di masjid justru bagus karena bisa menambah penghasilan warga sekitar.

“Paling tidak disediakan tempat khusus untuk para PKL, apalagi kan mereka mencari nafkah dari berkahnya masjid ini, sehingga mereka bisa mencari rezeki tambahan dari pengunjung yang datang,” kata dia.

ketika salat Jumat berlangsung, Hudha berada di ruang salat utama. Seperti jamaah lain, dia harus berdesak-desakan untuk masuk ke ruang salat utama tersebut. Pantauan Solopos.com, setidaknya sekitar pukul 11.30 WIB atrean mengular di depan pintu masuk ruang utama.

Sementara itu ketika berhasil masuk , dia cukup nyaman mendengarkan khutbah bahasa Arab yang disampaikan oleh khatib yang berasal dari UEA, Mohammed Moaad. Namun, menurut dia, anak-anak kecil yang turut ikut Salat Jumat perlu ditertibkan kembali.

Dari pantauan Solopos.com, memang sempat terdengar kebisingan yang bersumber dari anak-anak, mereka bergerombol di sebelah utara ruangan. “Memang suaranya terdengar, tapi tidak sampai mengganggu, namun kalau bisa memang harus lebih anteng,” kata dia.

Dia tetap menyarankan agar anak-anak tetap diberikan tempat dan tidak dilarang salat di masjid. “Biarkan mereka masuk tetep tidak apa-apa, namun dikasih pengertian supaya tidak ramai ketika khutbah disampaikan dan ketika salat,” kata dia.

Dia menganggap perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat, terkhusus bagi mereka yang ingin beribadah atau sekadar melihat-lihat. “Supaya bisa memahami ini tempat ibadah bukan tempat bermain, atau ketika salat berlangsung tidak berisik, agar bisa kondusif,” ujar dia.

Jamaah lain asal Banyuwangi, Zarkasi mengatakan sejauh ini Masjid Sheikh Zayed sudah bagus. Namun dia juga menyoroti terkait parkir kendaraan dan penataan PKL.

“Parkir kurang, kalau menurut saya sebenarnya ini kan di tengah kota yang tidak memenuhi syarat untuk bangunan ini, sepertinya ini dipaksakan to. Sehingga [raung] untuk parkir kok sepertinya kurang, dan akhirnya menggunakan jalan raya untuk parkir,” kata dia.

Meski begitu dia yang juga memiliki keluarga di Solo ini berharap masjid bisa menambah pendapatan warga Solo. Namun dia menyayangkan beberapa PKL masih belum tertata secara rapi. “Nah itu tinggal kerja sama antara masjid dan pemerintah bagaimana,” ujar dia.

Dia menyarankan pedagang di sekitar masjid bisa ditata dan dikelola agar bisa lebih tertib dan rapi. “Ini karena mungkin masih baru ya, sehingga perlu penataan lebih baik lagi,” kata dia.

Sementara itu Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka,  mengatakan fasilitas masjid akan dilengkapi sambil dioperasikan untuk umum. Termasuk tempat khusus sandal, tempat parkir, dan penataan PKL. “Yang penting sudah bisa [salat] lima waktu dulu di sini,” kata dia.

Gibran mengatakan akan diatur keluar masuk kendaraan dan rekayasa lalu lintas agar kondisi jalan tidak macet. Terlebih saat ini masih ada beberapa proyek pembangunan seperti Viaduk Gilingan dan simpang Joglo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya