SOLOPOS.COM - Momen GKR Rumbai dan Gusti Moeng keluar dari Keraton Solo, Sabtu (13/2/2021) siang. (Solopos-Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO – GKR Wandansari atau akrab disama Gusti Moeng, Gusti Timoer Rumbai, serta dua orang abdi dalem penari dan seorang sentono Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat akhirnya bisa keluar dari Keraton Solo pada Sabtu (13/2/2021) pukul 14.50 WIB setelah tiga hari dikurung.

Tangis haru keluarga dan puluhan abdi dalem menyambut kedatangan mereka usai terkurung selama tiga hari dua malam sejak Kamis (11/2/2021) malam. Berdasarakan pantauan Solopos.com, sejak pukul 12.00 WIB keluarga lima orang itu sudah menunggu di Kori Kamandungan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Beberapa kali susana sempat tegang dengan petugas jaga Kori Kamandungan saat para keluarga hendak mengirimkan logistik namun ditolak. Sekitar pukul 14.00 WIB satu peleton Sat Sabhara Polresta Solo datang. Lantas pukul 14.50 WIB dua putri raja keluar dari Pintu Kamandungan.

Baca juga: 2 Putri Dikunci di Keraton Solo Tidur Beralas Tikar

Selamatkan Sinuhun

Tangis haru pun pecah menyambut mereka. Mereka mengucap syukur Gusti Moeng dan Gusti Timoer Rumbai dalam keadaan sehat.

Gusti Moeng saat dijumpai wartawan lantas menegaskan ingin bersama-sama menyelamatkan Keraton Solo. Ia mengajak Sinuhun untuk bekerja bersama, menyelamatkan Keraton Solo.

“Kami ingin menyelamatkan Sinuhun, yang lain kami tidak peduli karena bukan siapa-siapa. Yang bukan siapa-siapa ojo melu omongan [jangan ikut bicara]. Membuat runyam keadaan, ini saatnya menyelamatkan Keraton Solo apapun caranya. Semoga pandemi segera selesai, dan kembali masuk bekerja,” papar Gusti Moeng.

Baca juga: Hilang Misterius, Orang Pintar Dikerahkan Cari Luweng di Pracimantoro Wonogiri, Hasilnya?

Keputren

Gusti Moeng mengaku terenyuh saat berada di Keputren. Ia tumbuh besar di Keputren Keraton Solo, namun merasa miris saat tiga hari dua malam terkurung di tempat itu.

Ia mengenang ruangan-ruangan yang dulu ditinggali, kini banyak yang hancur. Bangunan itu menjadi saksi ketidakmampuan Sinuhun mengurus Keraton Solo.

“Jangan ngomong kalau kita mengurung diri. Ada yang berusaha membuka akses tiga jam lebih, tapi tidak bisa. Saya besar di sini, lubang mana pun saya tahu kok. Kami melindungi Sinuhun, tidak pernah menyentuh Sinuhun,”imbuh Gusti Moeng.

Baca juga: Hore.. Stasiun Delanggu Klaten Dibuka Kembali

Ia meminta Keraton Solo sebagai lokasi sejarah dan budaya nasional bahkan dunia harus diselamatkan. Ia meminta tempat kegiatan budaya jangan sampai dikunci, namun diserahkan ke pejabat tupoksi.

Sebagai Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) dia mengajak semua pihak seperti sentono dalem, budayawan, dan masyarakat yang mencintai Keraton Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya