SOLOPOS.COM - Camat Sidoharjo, Sragen, Agus Tri Pranoto, menyampaikan sambutan saat acara bersih dusun sedekahab di Dusun Dukuh, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Sabtu (18/6/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN–Warga dua RT di lingkungan Dusun Dukuh, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen menggelar sarasehan bersih dusun atau sedekahan di simpang empat dusun, Sabtu (18/6/2022) malam.

Bersih dusun tersebut digelar sebagai wujud syukur lantaran bisa keluar dari status dusun langganan banjir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat banjir 2007, air banjir luapan Bengawan Solo sampai 1,5 meter.

Dusun Dukuh dihuni 180 kepala keluarga (KK) yang terbagi atas RT 007 sebanyak 120 KK dan RT 008 sebanyak 60 KK.

Para warga Dusun Dukuh membangun rumah dengan lantai lebih tinggi dari jalan, rata-ratanya sampai 1 meter dari jalan.

Baca Juga: Ini Penyebab Calon Haji Sragen Meninggal di Tanah Suci

Dusun itu terletak di pinggir Bengawan Solo dan terhitung dusun paling barat di wilayah Kecamatan Sidoharjo.

Bengawan Solo menjadi batas wilayah Kecamatan Sidoharjo dan Kecamatan Tanon.

Ketua RT 007 Dusun Dukuh, Muh. Husnul Azis, menyampaikan dusun ini dulu merupakan daerah langganan banjir dengan elevasi air paling dalam se-wilayah Desa Tenggak, Sidoharjo.

Dia mengatakan masyarajat bersyukur sekarang dusun tersebut terbebas dari banjir.

Sebagai wujud syukur, kata dia, warga se-dusun menggelar sedekahan bersih dusun yang dikemas dengan pengajian.

Baca Juga: Sambut Hari Bhayangkara, Goweser Asal Sragen Dilepas Kapolri

Dia mengatakan warga dusun juga semakin maju dengan memiliki dua grup rebana yang bernama Al Munawaroh 1 dan Al Munawaroh 2.

“Dua grup rebana itu menjadi juara I dan juara III pada lomba rebana tingkat Kecamatan Sidoharjo pada 2021 lalu. Kegiatan sedekah dusun ini juga mendapat bantuan dari Bupati Sragen,” ujarnya.

Sesepuh warga setempat, Joni Marwanto, menyampaikan bersih dusun ini merupakan sarana membersihkan sukerta dan karabaya supaya warga satu dusun bagas waras.

Joni ingat waktu masih muda pernah berenang di jalan yang sekarang jalan itu ditempati untuk tempat pengajian.

Dia membenarkan Dusun Dukuh menjadi langganan banjir. Dia menjelaskan bersih dusun ini merupakan napak tilas dari kerja keras para simbah-simbah dulu yang bersusah-susah dalam hidup.

Baca Juga: Awas Jangan Kecele, Baca Prakiraan Cuaca Sragen Hari Ini

“Ibaratnya hari ini bisa makan, tapi besok bingung mau makan apa. Sekarang murah sandang murah pangan tetapi warga masih tetap melestarikan adat istiadat. Dengan bersih dusun diharapkan mendapatkan berkah dalam bekerja dan seterusnya,” ujarnya.

Dalam bersih dusun itu dihadiri dua kepala desa (kades) yang juga suami istri, yakni Kades Tenggak Setyanto bersama istrinya yang juga Kades Duyungan Arie Kurniasari beserta Camat Sidoharjo Agus Tri Pranoto.

Kades Tenggak Setyanto berpesan supaya tradisi bersih dusun ini bisa terlaksana sampai generasi yang akan datang.

Camat Agus Tri Pranoto tidak asing dengan Tenggak karena sejak 2001 sudah bertugas di Sidoharjo hingga 2016.

Setelah bertugas di Kalijambe dan Gesi, Agus kembali lagi ke Sidoharjo.

Dia ingat para petugas penyuluh pertanian pernah menghitung satu kali panen itu bisa menghasilkan beras yang bisa digunakan selama sembilan tahun.



Dia mengatakan jadi sekarang itu Tenggak bukan desa tertinggal tetapi desa maju dan kreatif, buktinya masih ada bersih dusun yang dikemas dengan pengajian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya