SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Peran serta masyarakat pun diharapkan bisa menyokong upaya pelestarian warisan budaya termasuk untuk mengawal berbagai kasus yang belum menemukan titik terang.

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ilustrasi perawatan bangunan cagar budaya (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Ilustrasi perawatan bangunan cagar budaya (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA – Memiliki banyak warisan budaya berharga membuat tugas pemerintah daerah DIY bertambah. Peran serta masyarakat pun diharapkan bisa menyokong upaya pelestarian warisan budaya termasuk untuk mengawal berbagai kasus yang belum menemukan titik terang.

Dalam diskusi publik Laporan Tahunan Madya 2015 di Ruang Diskusi Balai Arkeologi Yogyakarta Kamis (17/12/2015) sejumlah data kasus yang melibatkan benda warisan budaya dibeberkan. Kasus itu antara lain Pembangunan Hotel Amaris di Pejeksan, Yogyakarta, Penolakan Pembangunan Hotel di kawasan Puro Pakualaman, penjualan rumah singgah Soekarno di Patang Puluhan serta kasus pengrusakan SMA “17” 1. Tak ketinggalan kasus pencurian koleksi Museum Sonobudoyo yang sampai sekarang belum ada progres berarti.

Koordinator Madya Johannes Marbun mengatakan masalah ini sebenarnya menjadi tanggungjawab bersama baik dari masyarakat maupun pemerintah. Meskipun demikian pemerintah menurutnya memiliki peran penting karena memiliki peran sebagai fasilitator dan inisiator yang baik.

“Untuk menumbuhkan partisipasi publik membutuhkan peran pemerintah dalam memfasilitasi. Caranya bisa dengan sosialisasi secara intensif, dengan begitu masyarakat akan semakin sadar dengan pentingnya merawat warisan budaya,” papar dia.

Meskipun belum berjalan dengan efektif Marbun menilai saat ini kesadaran masyarakat terhadap pelestarian warisan budaya mulai tumbuh. Pertumbuhan itu ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat yang berperan dalam mengawasi maupun berupaya melestarikan bedna warisan budaya dengan inisiatifnya sendiri.

Terungkapnya banyak kasus perusakan warisan budaya pun menurutnya bisa dimaknai sebagai pertanda positif. Banyaknya kasus yang mencuat bukan karena semakin banyak pengrusakan terjadi, namun semakin banyak yang berminat mengawal kasus ini dan mengangkatnya untuk informasi publik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya