SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengisian bahan bakar minyak jenis Premium di SPBU. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

BBM satu harga ditargetkan teralisasi pada 2017. Harga BBM akan seragam di seluruh Indonesia.

Solopos.com, YAHUKIMO — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan akan terus mengawasi dan mengecek harga bahan bakar minyak (BBM) agar bisa sama di tangan konsumen seluruh Indonesia. Penerapan harga BBM setara di seluruh Tanah Air ditarget tercapai 2017.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Dia mengatakan penyaluran BBM harus benar dan harga BBM di masyarakat akan selalu diawasi. Kepala negara juga menitipkan tugas pengawasan itu kepada setiap Kapolda.

“Harga harus harga di masyarakat. Jangan sampai dikuasai dua, tiga, empat orang kemudian dijual lagi dengan [harga berbeda] karena nanti akan saya cek lagi,” ujarnya di sela-sela peresmian program BBM Satu Harga, di Yahukimo, Selasa (18/10/2016).

Dia memberi contoh masih adanya informasi mengenai BBM yang dibeli dari agen premium, minyak, dan solar (APMS) di wilayah Puncak, Papua, masih dijual seharga Rp25.000 per liter. “Tolong ini menjadi catatan. Di Tolikara juga masih sama jadi hati-hati. Saya akan cek agar masyarakat betul-betul mendapat harga yang kita inginkan. Di tempat lain saya harapkan sama di Paniai, Intan Jaya, Puncak Jaya, Pegunungan Bintang, Lanny Jaya.”

Meski demikian, Presiden masih mengizinkan pengecer BBM mengambil sedikit untung. “Di Jawa juga begitu. Wajar jika mengambil keuntungan [sedikit], tetapi Rp25.000 itu tidak wajar. Ada yang jual Rp40.000 itu juga tidak wajar karena harganya Rp6.450 per liter [premium],” tegasnya.

Pertamina mengklaim harga BBM di delapan daerah di Papua yang semula masuk zona merah alias menjual Rp60.000–Rp100.000 per liter, kini telah sama dengan harga BBM di daerah atau provinsi lain. Harga premium di daerah itu menjadi Rp6.450 per liter dan solar menjadi 5.150 per liter.

Jokowi mengatakan BBM satu harga harus dapat diterapkan sepenuhnya di seluruh Tanah Air pada 2017. “Tahun ini kan kira-kira [baru fokus pada] yang gapnya lebar. Baru kita dekati karena beberapa daerah masih ada yang Rp12.000–Rp13.000 per liter,” ujarnya.

Program penyetaraan harga BBM juga akan dilanjutkan di wilayah zona lainnya di Papua, Papua Barat, Maluku, dan Kalimantan Utara. Direktur Utama PT Pertamina (persero) Dwi Soetjipto mengatakan selama ini penyebab mahalnya harga BBM adalah kondisi geografisnya yang berat. Selain itu, belum ada penyalur di daerah pemekaran serta belum tersedianya infrastruktur jalan darat untuk mencapai pelosok kabupaten.

“Ini khususnya di daerah pedalaman dan pegunungan sehingga distribusi BBM harus menggunakan transportasi udara. Penggunaan transportasi ini menyebabkan biaya distribusi menjadi sangat tinggi.”

Untuk menjaga ketahanan stok BBM di lembaga penyalur Pertamina melaksanakan pengembangan dan peningkatan kapasitas APMS. Kemudian pengadaan pesawat khusus pengangkut BBM air tractor berkapasitas 4.000 liter. Saat ini sudah ada dua pesawat yang beroperasi untuk Kalimantan Utara dan Papua.

Dwi mengatakan pada Desember 2016 akan datang satu pesawat lagi untuk membantu distribusi BBM di wilayah Papua. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan biaya distribusi dan transportasi BBM, Pertamina menerapkan kebijakan subsidi silang untuk Papua dan Papua Barat dengan kisaran Rp800 miliar per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya