SOLOPOS.COM - Ilustrasi bahan bakar minyak (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

Pada 2017 ditargetkan terdapat 54 titik di wilayah dengan infrastruktur darat dan laut kategori cukup baik

Harianjogja.com, BALI—Pemerintah menargetkan program bahan bakar minyak (BBM) satu harga dapat diterapkan di 150 titik dalam kurun waktu 2017-2019. Infrastruktur untuk pendistribusiannya baik melalui darat ataupun laut kini sedang dikebut pengerjaannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

External Communication Manager PT Pertamina Arya Dwi Paramita mengatakan, untuk penerapan BBM satu harga akan dilakukan secara bertahap. Pada 2017 ditargetkan terdapat 54 titik di wilayah dengan infrastruktur darat dan laut kategori cukup baik. Pada 2018, ditargetkan ada 50 titik di wilayah dengan infrastruktur darat dan laut terbatas. Dan pada 2019, ditargetkan sebanyak 46 titik di wilayah dengan infrastruktur darat dan laut cukup sulit.

“Sampai dengan awal November 2017 telah dioperasikan 27 titik lembaga penyalur. Sementara, 27 titik sisanya akan diselesaikan dalam tahun 2017 ini,” kata dia di Bali, Sabtu (11/11/2017).

Arya menjelaskan, saat ini terdapat enam lembaga penyalur BBM yang sudah selesai melakukan pembangunan fisik, 11 lembaga penyalur sudah hampir selesai proses pembangunan fisiknya, dan 10 sisanya baru selesai mengurus perizinan dan segera dibangun. Lembaga penyalur BBM yang nantinya akan mendistribusikan BBM ke sejumlah daerah terluar, terdepan, dan terpencil tersebut akan segera diresmikan pada periode November dan Desember 2017.

Ia memaparkan, jika nanti BBM satu harga sudah diterapkan, pihaknya berharap ada dukungan dari pemerintah daerah dan juga Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) untuk mengawasi penerapanan di lapangan. Pasalnya, Pertamina hanya bisa mengawasi penerapan BBM satu harga sampai di lembaga penyalur. “Di luar lembaga penyalur itu menjadi ranahnya pemerintah daerah dan BPH Migas yang lebih punya kuasa dan kewenangan,” ujarnya.

Sementara itu, General Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jawa Tengah-DIY Ibnu Chouldum menambahkan, di MOR IV terdapat satu titik penerapan BBM satu harga yakni Karimunjawa, Jawa Tengah. Pulau yang terletak di Kabupaten Jepara tersebut diakuinya memiliki jangkauan yang cukup sulit dalam distribusi BBM. Untuk dapat memasok BBM hingga Karimunjawa perlu beberapa kali angkut dan bongkar muat, sehingga hal itu membuat harga BBM lebih mahal.

“BBM dari darat diangkut dengan kapal tangker. Dulu itu malah menggunakan kapal kayu, tapi sering terbakar lalu menggunakan tanker. Setelah menggunakan tanker baru diangkut menggunakan mobil lagi. Proses bongkar muatnya bisa sampai tiga kali,” kata Ibnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya