SOLOPOS.COM - Uji pasar BBM Pertalite di SPBU kawasan Gedebage, Bandung, Jumat (24/7/2015). (Rachman/JIBI/Bisnis)

BBM baru pertalite mulai diminati masyarakat

Harianjogja.com, JOGJA — Kesadaran masyarakat menggunakan bahan bakar dengan kualitas lebih baik dinilai smakin meningkat. Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan market share pertalite yang mencapai 49%.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Communication and Relation Officer Pertamina MOR IV Didi Andrian Indra mengungkapkan realisasi konsumsi gasoline di DIY untuk jenis premium sebesar 500 KL per hari, pertamax 360 KL, dan pertalite 1.090 KL.

“Jadi, secara perkembangan market share hingga minggu terakhir September, produk pertalite sudah mencapai angka 49 persen. Premium sekarang di angka 36 persen,” kata dia ketika dihubungi Harianjogja.com, Kamis (29/9/2016).

Pertalite sudah tersedia di 95 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dari total 101 outlet. Hal ini menunjukkan kesadaran konsumen untuk memilih bahan bakar yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan.

Pada awal Oktober 2016, Pemerintah merencanakan ada penurunan harga premium sebesar Rp300 per liter dan kenaikan harga solar Rp500 hingga Rp600. Namun, Pertamina mengaku masih menunggu kepastian dari pemerintah. “Kami masih menunggu perkembangan rencana penuruan harga tersebut,” ungkap dia.

Rencana Perubahan Harga BBM

(Baca Juga : BBM BARU : Pertalite Disukai, Ini Kata Pertamina Soal Penghapusan Premium)

Marketing Branch Manager Pertamina DIY dan Surakarta Dody Prasetya mengungkapkan, saat ini PT Pertamina masih menunggu keputusan Pemerintah mengenai kenaikan dan penurunan harga bahan bakar.

“Kita masih menunggu keputusan dari pemerintah karena belum ditetapkan secara resmi,” kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY Adi Prasetyo mengungkapkan, belum mendapatkan informasi secara resmi mengenai penurunan dan kenaikan harga bahan bakar. Setiap ada perubahan harga bahan bakar, akan ada penyesuaian tarif. Namun, untuk menurunkan tarif, ia mengaku saat ini angkutan darat sedang berusaha bertahan untuk terus melanjutkan bisnis.

“Investasi di angkutan darat itu besar sekali. Ada biaya-biaya yang harus kami keluarga. Seharusnya, pemerintah lebih kelihatan perannya. Saat ini, bisnis angkutan darat benar-benar hanya bertahan saja,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya