SOLOPOS.COM - Tanaman jarak (wikipedia.org)

Tanaman jarak (wikipedia.org)

SOLO–Kelompok Masyarakat Madani Surakarta (MMS) tengah berupaya menciptakan bahan bakar minyak (BBM) alternatif dari biji tanaman jarak ino. BBM alternatif itu diharapkan mampu menjadi solusi kelangkaan solar yang tengah melanda negeri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengolahan biji jarak ino menjadi BBM alternatif telah dikembangkan sejak beberapa tahun silam. Namun, selama ini minyak hasil olahan biji jarak hanya dimanfaatkan untuk pengoperasian mesin industri.

Koordinator MMS, Yacob Benprado, menjelaskan pembuatan BBM alternatif tersebut tidak terlalu rumit. Dia mencoba memanfaatkan biji jarak yang selama ini hanya terbuang percuma di jalanan. Minyak tersebut bisa diperoleh dengan mengolah biji jarak yang telah dikeringkan.

“Buah yang masih hijau dikeringkan terus diambil bijinya, setelah itu baru dipres pakai mesin untuk diambil minyaknya,” urai Yacob saat ditemui di stannya dalam rangkaian acara Pesona Balekambang, Senin (22/4/2013).

Selain diambil minyaknya, ampas dari biji jarak juga dapat dijadikan bahan baku obat. Selama ini, MMS telah bekerja sama dengan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengembangkan pengolahan biji jarak. Ampas biji jarak tersebut telah dipasarkan dengan harga Rp350.000 per kilogram.

Akademi Teknologi Mesin Industri (ATMI) Solo juga telah menjadi pelanggan tetap minyak biji jarak yang diproduksi MMS. “Jika mati lampu, minyak itu bisa digunakan untuk pengganti solar, untuk menghidupkan mesin,” terang Yacob.

Yacob juga telah menguji coba penggunaan minyak biji jarak untuk mengoperasikan sepeda motornya. Dia akan terus menguji coba penggunaan BBM alternatif itu untuk menggantikan solar pada kendaraan bermotor, khususnya bus dan truk. “Kemarin saya pakai di sepeda motor sudah bisa jalan, tapi businya masih kotor. Nanti kami akan kembangkan lagi bersama UGM dan ATMI,” imbuh Yacob

Selain dimanfaatkan sebagai pengganti solar, BBM alternatif tersebut juga telah diuji coba untuk menghidupkan kompor minyak tanah. Sayangnya, upaya MMS dalam menciptakan energi alternatif pengganti minyak tanah harus pupus. Padahal, jika upaya itu berhasil, minyak biji jarak bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar kompor minyak tanah.

“Enggak boleh diblow up dulu ke masyarakat, enggak tahu kenapa, tapi saya sudah pakai itu di rumah,” ujarnya.

Yacob berharap pemanfaatan minyak  biji jarak dapat terus berkembang. Melalui pameran yang digelar selama tiga hari di Taman Balekambang, MMS telah mendapatkan banyak pesanan minyak dan bibit pohon jarak dari masyarakat. “Kami akan terus budidayakan tamanan ini dan mengembangkan pemanfaatannya, supaya bisa menjadi solusi kelangkaan energi di Indonesia,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya