SOLOPOS.COM - Camat Kedawung, Nugroho Dwi Wibowo, menunjukkan produk kerajinan tangan berbahan mote bikinan Sulami, wanita berjuluk Si Manusia Kayu asal Selorejo Wetan, Mojokerto, Kedawung, Sragen, pekan lalu. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sragen turut serta memasarkan kerajinan tangan dari bahan mote bikinan Sulami, 40, wanita asal Dukuh Selorejo Wetan, Desa Mojokerto, Kedawung, Sragen, yang berjuluk manusia kayu.

Kepala Pelaksana Baznas Sragen, Dewi Purwatiningsih, mengatakan pada 20 Agustus lalu, tim dari Baznas Sragen sudah menggelar assessment atau penilaian terhadap produk kerajinan tangan bikinan Sulami di rumahnya. Dalam hal ini, Sulami dibidik menjadi pemilik usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bakal dibina oleh Baznas Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“[Produk kerajinan] nanti akan kami posting di akun media sosial Baznas Sragen. Mbak Sulami juga akan mendapat tambahan modal usaha dari Baznas Sragen. Besarnya tergantung hasil assessment kebutuhan Mbak Sulami,” ujar Dewi kepada Solopos.com, Jumat (27/8/2021).

Baca Juga: Penting Menjaga Kesehatan Mental Saat Jalani Isoman, Begini Caranya

Aneka kerajinan tangan seperti gantungan kunci, dompet dan tas dari bahan dasar mote dibikin sendiri oleh Sulami, penderita penyakit yang cukup langka yakni bamboo spine atau tulang belakang bambu. Karena keterbatasan fisik, Sulami membuat kerajinan tangan itu sambil terbaring di ranjang.

Dibantu adiknya, Susilowati, 26, Sulami biasa menawarkan aneka kerajinan tangan itu kepada teman dan keluarganya. Belakangan, Camat Kedawung, Nugroho Dwi Wibowo, turut mempromosikan kerajinan tangan bikinan Sulami. “Sudah banyak yang beli. Kebanyakan langsung menghubungi Mb Sulami melalui WA,” papar Bowo, sapaan akrabnya.

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Kedawung, kata Bowo, juga telah menyalurkan bantuan modal usaha dalam bentuk bahan baku yakni mote dan senar. Jika dirupiahkan, bantuan mote dan senar itu senilai sekitar Rp750.000.

Bowo berharap bantuan modal usaha dalam bentuk bahan baku itu bisa membuat Sulami lebih termotivasi dalam berkarya membuat produk kerajinan tangan. “Bismillah saja. Saya cuma mengajak kita beramal. Selama masih ada kesempatan bantu orang lain,” ujarnya.

Penyakit bamboo spine yang dikenal dengan istilah medis Ankylosing Spondylitis ini diderita Sulami karena faktor genetik. Penyakit bamboo spine yang muncul sejak ia masih duduk di bangku SD itu mengakibatkan tulang-tulang belakang Sulami menyatu.

Baca Juga: Kantor Pertanahan Wonogiri Launching Sego Tiwul, Ini Manfaatnya

Penyakit itu juga sudah menjalar ke tulang tangan dan kaki. Hal itu membuat anggota tubuh Sulami menjadi kaku layaknya kayu. Itu sebabnya, Sulami mendapat julukan manusia kayu oleh warga sekitar.

Pempers khusus orang dewasa dan tisu basah saat ini menjadi barang yang paling berharga bagi Sulami. Sulami tercatat sebagai penerima bantuan program keluarga harapan (PKH). Segala kebutuhan Sulami saat ini banyak bergantung kepada Susilowati, adik kandungnya. Untuk menambah penghasilan, Susilowati biasa bekerja dengan berjualan cabai dan terong sementara Sulami bekerja membuat kerajinan tangan berahan dasar mote.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya