SOLOPOS.COM - Ilustrasi gadai emas (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Bazar pegadaian Gading Solo melakukan melelang barang-barang agunan yang telah jatuh tempo.

Solopos.com, SOLO — Bazar Lelang Emas yang diselenggarakan di PT Pegadaian Cabang Gading diserbu masyarakat, Kamis (15/9) pagi. Sekitar 2 kg emas yang disediakan ludes dalam waktu tiga jam.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Warga mulai berdatangan ke Pegadaian Cabang Gading sejak pukul 07.30 WIB. Padahal, Bazar Lelang Emas baru dibuka pukul 08.00 WIB. Begitu dibuka, warga langsung menyebu bazar di Langen Palikrama Pegadaian Gading.

Mereka langsung berburu emas perhiasan, emas batangan, laptop, televisi, hingga sepeda yang ditawarkan di bazar. Sekitar tiga jam kemudian, barang-barang yang merupakan milik nasabah yang telah jatuh tempo tersebut sudah ludes.

Pimpinan Pegadaian Cabang Gading, Widodo, mengatakan emas menjadi salah satu barang lelang yang paling diburu masyarakat.

Dalam bazar tersebut ada sekitar 2 kg emas yang dijual, baik emas perhiasan maupun emas batangan. Bazar Lelang Emas itu diikuti tiga Pegadaian, yakni Pegadaian Gading Cokronegaran, Pegadaian Syariah Solo Baru.

Menurutnya, emas masih menjadi salah satu ladang investasi yang menjanjikan untuk masyarakat. “Membeli emas di Pegadaian kadarnya asli sehingga masyarakat percaya dan di sini adalah harga pokok tidak ada margin,” jelasnya saat ditemui wartawan di Pegadaian Gading, Kamis.

Meski harga logam mulia Antam pada Kamis menyentuh Rp605.000/gram, antusias masyarakat untuk membeli emas masih sangat tinggi. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan Rabu yang mencapai Rp603.000/gram.

Menurutnya, barang yang dilelang tersebut adalah barang milik nasabah yang sudah jatuh tempo dan dilakukan somasi. Lantaran tidak mendapatkan respons dari nasabah, barang akhirnya dilelang.

Dia menuturkan angka kredit macet di Pegadaian Cabang Gading mencapai 0,5%. Mayoritas kredit macet disebabkan faktor ketidaksengajaan dari nasabah, seperti lupa, pindah alamat, dan sulit dihubungi.

“Mayoritas memang tidak sengaja, sebab orang yang menggadaikan tidak ingin barangnya dijual. Selain barang berharga, barang yang digadainya biasanya memiliki nilai historis,” tuturnya.

Sementara, hingga kini emas masih menjadi barang favorit yang digadaikan nasabah. Setelah itu, disusul barang elektronik, sepeda, dan kendaraan.

Sementara, salah satu warga Novia Rosmala, membeli emas batangan 100 gram dalam bazar tersebut. Dia mengaku membeli emas untuk investasi jangka panjang. “Saya memilih investasi emas karena ke depan memiliki nilai yang lebih bagus. Daripada membeli mobil sepuluh tahun ke depan kan pasti drop. Beberapa emas juga saya simpan di Pegadaian karena di rumah belum tentu aman,ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya