SOLOPOS.COM - Tim Medis Fertilitas RSUD dr. Moewardi menunjukkan dua bayi kembar berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berusia empat bulan di Klinik Fertilitas Sekar Moewardi, Banjarsari, Solo, Rabu (12/3/2014). Bayi tersebut hasil teknologi reproduksi berbantuan (TRB) dengan teknik In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung pertama di Solo. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Tim Medis Fertilitas RSUD dr. Moewardi mencatatkan prestasi gemilang dengan lahirnya dua bayi kembar berjenis kelamin laki-laki dan perempuan di Klinik Fertilitas Sekar Moewardi, Banjarsari, Solo, empat bulan lalu. Bayi hasil teknologi reproduksi berbantuan (TRB) dengan teknik in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung pertama di Solo itu, Rabu (12/3/2014), diperkenalkan kepada publikl.

Lahirnya bayi kembar dampit—lelaki dan perempuan—itu dianggap sebagai prestasi gemilang karena tingkat keberhasilan bayi tabung di dunia rata-rata hanya berkisar 30%-35%. Salah seorang anggota tim medis yang menangani program itu, dr Eriana Melinawati Sp.OG dalam konferensi pers di Solo, mengatakan keberhasilan IVF bergantung pada berbagai faktor serta kondisi dasar pasien, di antaranya usia ibu yang dianjurkan maksimal 35 tahun—idealnya 29-30 tahun, tingkat kesehatan alat reproduksi, kualitas telur atau sperma dan sebagainya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Semakin muda usia ibu, ujar dia, semakin besar pula tingkat keberhasilannya. “Kalau usia ibu berkisar 29-30 tahun tingkat keberhasilan cukup baik karena hanya perlu satu dosis hormon untuk stimulasi ovarium. Tetapi kalau semakin tua tentu butuh hormon lebih dari satu dosis,” kata Eriana.

Anggota lain tim, Prof Dr. dr. Tedjo Danoedjo Oepomo Sp.OG mengatakan program bayi tabung ini sebatas pada membantu mengawinkan sperma suami dan telur istri di luar rahim. Setelah terjadi proses pembuahan, kembali ditanamkan ke dalam rahim istri hingga terjadi kehamilan serta kelahiran secara alami.

Dia menjelaskan sebelum dilakukan pembuahan di luar rahim pihaknya melakukan berbagai tahapan. Di antaranya menyehatkan telur dan sperma pasangan suami istri lewat berbagai upaya medis.

Lebih lanjut, Eriana mengatakan saat memprogram bayi kembar dampit yang lahir cecar itu pihaknya memperoleh 8 cangkang telur. Tapi dua di antaranya ternyata kosong.

Sementara enam cangkang telur, dilakukan pembuahan di luar rahim, hingga diperoleh enam embrio janin. Dari jumlah itu dua embrio ditanamkan kembali ke rahim ibu yang akhirnya berhasil dengan baik.

Sedangkan empat embrio lain, hingga kini masih disimpan dalam peralatan khsusus dengan suhu minus 190 derajat selsius. Dia menjelaskan kalau suatu saat orang tua bersangkutan menginginkan kehamilan, embrio tersebut dapat ditanamkan kembali. Mengikuti prosedur yang ditetapkan, program bayi tabung yang rata-rata memerlukan dana kira-kira Rp50 juta sampai Rp60 juta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya