SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA– Untuk mengurangi risiko gizi buruk pada calon ibu sejak remaja, Pemerintah Kota Jogja akan melakukan intervensi pada asupan gizi remaja dengan program suplementasi tablet zat besi (FE) dan pelatihan konselor sebaya pada siswa- siswa melalui Unit Kesehatan Sekolah.

Biaya suplementasi itu dianggarkan di APBD Kota Jogja. Besarannya akan disesuaikan dengan intervensi yang dilakukan Dinkes.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

“Rencana kami suplementasi diberikan 10 hari selama mentruasi, baik sebelum dan sesudahnya setiap bulannya,” ujar Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Jogja, Fetty Fathiyah, usai menggelar acara advokasi Penanggulangan Masalah Gizi di Ruang Bawah Balaikota, Selasa (18/3/2014).

Ekspedisi Mudik 2024

Sedangkan untuk pelatihan konselor sebaya, menurutnya, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) akan menggunakan biaya operasional yang sudah dimilikia.

Petugas Puskesmas akan memberikan pelatihan ke pendidik yang selanjutnya diberikan sekolah melatih siswi. “Pengetahuan biasanya justru akan sampai ketika disampaikan teman sebayanya.”

Di tempat sama, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes DIY Inni Hikmatin mengatakan kondisi kelahiran bayi stunting di kabupaten rata-rata sama.

Menurutnya, intervensi Dinkes tersebut hanya bisa mengurangi risiko 30%, sehingga keterlibatan sekolah sangat membantu.

Toto Sudarto, ahli gizi dari Fakultas Kedokteran UGM menambahkan, risiko kekurangan gizi lebih tinggi terjadi pada remaja ketimbang anak-anak karena mereka sudah dapat memutuskan konsumsi mereka di tiap harinya.

“Karena kecenderungan remaja juga ingin bentuk tubuh langsing seperti top model papan atas,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya