SOLOPOS.COM - Bayi kembar siam milik pasangan Nuri Hasyim dan Sri Murti asal Sragen tengah menjalani perawatan di RSUP Dr Kariadi Semarang, Kamis (25/2/2016). Kondisi kedua bayi ini dempet di bagian perut. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Bayi kembar siam pasutri Sragen butuh bantuan.

Solopos.com, SRAGEN — Pasangan suami istri asal Dusun Semen, RT 001, Desa Sribit, Sidoharjo, Sragen, Nuri Hasyim, 30, dan Sri Murni, 23, dikaruniai bayi kembar siam. Saat ini, bayi kembar siam itu masih mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Karyadi Semarang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Desa Sribit, Sutaryo, mengatakan pasangan suami istri itu belum memiliki biaya untuk operasi pemisahan tubuh dua bayi kembar berjenis kelamin perempuan itu.

Baca Juga:
Tim Dokter Belum Tentukan Waktu Operasi
Orang Tua Bayi Kebingungan Cari Dana

Nuri Hasyim selama ini tidak memiliki pekerjaan tetap atau buruh serabutan. Nuri Hasyim yang dikenal sebagai guru ngaji di kampungnya itu masih tinggal satu atap dengan orangtuanya.

”Kebetulan saya sendiri itu masih satu kampung dengan Pak Hasyim. Kemarin, warga sekitar sudah menggelar musyawarah untuk mengumpulkan dana sosial guna membantu biaya operasi bayi kembar itu. Dalam jangka dekat, kami juga akan menjenguknya ke Semarang. Kami juga berharap adanya uluran tangan dari para dermawan,” kata Sutaryo kepada Solopos.com, Sabtu (27/2/2016).

DKK Sragen

Sutaryo mengaku sudah dihubungi oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen. Petugas itu ingin mengonfirmasi kebenaran bahwa orangtua bayi kembar siam tersebut merupakan warga Sragen. DKK Sragen mendapat informasi adanya bayi kembar siam asal Sragen dari petugas RSUP dr. Karyadi Semarang.

Dia berharap DKK Sragen bisa mengupayakan bantuan sosial untuk meringankan biaya operasi yang harus ditanggung kedua orangtuanya. ”Kami juga berencana melaporkan masalah ini ke Bupati Sragen melalui Pemerintah Kecamatan Sidoharjo. Rencananya, besok Senin (29/2) saya akan melapor ke Pak Camat,” papar Sutaryo.

Sutaryo mengaku belum tahu jumlah dana yang dibutuhkan untuk operasi pemisahan tubuh dua bayi mungil itu. Dia mengaku belum bisa menjalin komunikasi langsung dengan kedua orangtuanya karena masih di Semarang guna menjaga bayi kembar itu di rumah sakit.

Bayi kembar siam itu dilahirkan melalui operasi caesar di RS PKU Muhammadiyah Temanggung, kabupaten tempat asal ibundanya pada 20 Februari lalu. Bayi kembar itu dilahirkan dalam kondisi dempet pada bagian perut.

RS PKU Muhammadiyah Temanggung tak bisa melakukan operasi pemisahan tubuh sehingga bayi kembar siam itu dirujuk di RSUP dr. Karyadi pada Rabu (25/2). Saat ditemui wartawan di RSUP dr. Karyadi, Nuri Hasyim mengaku masih kebingungan untuk mencari biaya operasi kedua anaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya