SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat bayi (Dok. Solopos.com)

Bayi kembar hilang satu yang menimpa Raudiah terus diselidiki Komnas PA. Jika ada pidana, kasus itu akan dibawa ke Polres Jakarta Timur.

Solopos.com, JAKARTA — Kasus langka menimpa seorang ibu yang melahirkan bayinya di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta, 8 Mei 2016 lalu. Ibu bernama Raudiah Elva Ningsih, 37, itu merasa terpukul karena merasa satu dari bayi kembarnya hilang dan diduga menjadi korban penculikan.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, pihaknya sudah membuat surat ke manajemen RS tersebut untuk menggelar kasus tersebut pada Senin (20/6/2016) mendatang. “Kalau ada tindak pidana, kita lakukan koordinasi dengan Polres Jakarta Timur,” katanya dalam wawancara jarak jauh yang ditayangkan live di Kompas TV, Jumat (17/6/2016) malam.

Arist mengungkapkan keyakinan Raudiah berdasarkan hasil pemeriksaan di beberapa tempat sebelum melahirkan di RS itu. Bahkan karena hasil pemeriksaan yang menyatakan bayinya kembar itulah, Raudiah dan suaminya sudah menyiapkan dua nama.

“Di RS Harapan Jaya menyatakan pada usia 12 minggu, ada bayi kembar, dibuat di situ, jenis kelaminnya perempuan, dua. Kemudian di RS Budiasih Cawang, pada usia 21 minggu, menyatakan kandungan ibu ini kembar, disebutkan perempuan-perempuan. Lalu, di RS Harapan Jayakarta, bidan menyatakan juga,” kata Arist Merdeka Sirait.

Menurut Arist, saat operasi cesar, ibunda Raudiah melihat ada tiga kali pengambilan. Pengambilan yang ketiga diyakini sebagai pengambilan ari-ari sang bayi. Namun setelah itu, Raudiah sudah diberi bayi dalam kondisi dibedong.

“Dia tanya mana anak saya yang satu lagi? Anak pertamanya yang tidak ada. Tim dokter tidak memberi jawaban pasti ini kembar atau tidak. Ketidakjelasan RS dan tidak ada informasi secara akurat oleh tim dokter bersama yang membatu operasi, membuat kecurigaan ibu,” ujarnya.

Arist menampik pihaknya menuduh pihak RS menghilangkan bayi. Namun, pihaknya hanya mempertanyakan mengapa RS tidak memberikan informasi yang jelas soal apakah bayi itu kembar atau tidak. “Saya patut menduga saja, jangan-jangan ini adalah sindikat perdagangan bayi, saya tidak menuding, tapi kewaspadaaan. Bisa saja ada salah prosedur, kenapa dimintai informasi dokter marah-marah, ini ada informasi yang tidak diberikan,” ujarnya.

Sebelumnya, Raudiah melapor ke Kantor Komnas Perlindungan Anak, Jl TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (15/6/2016) lalu. Menurut Raudiah, dari tiga kali USG yang dijalaninya di beberapa tempat yakni di Puskesmas Pasar Minggu, RS Budi Asih Cawang, dan bidan dekat rumahnya, menyebutkan dia hamil anak kembar.

“Kalau memang meninggal, jujur saja kepada kami, kami siap. Tapi kalau tidak, anak saya ke mana? Karena ilmu kedokteran yang sudah canggih tidak mungkin berbohong,” kata Raudiah sambil menangis.

Namun saat melahirkan secara cesar pada 8 Mei di RS, Raudiah dibius dan diperdengarkan lagu yang sangat keras. Sampai kemudian dia sadar setelah operasi, anak yang ditunjukkan pada dirinya hanya satu. Saat melahirkan, Raudiah tidak ditemani suami dan keluarganya karena operasi berlangsung pukul 08.00 WIB, padahal menurut jadwal seharusnya pukul 13.00 WIB.

“Saat satu anak saya diangkat, saya bertanya, ‘mana anak saya satu lagi?’ Tapi tidak ada satu orang pun yang mau menjawab pertanyaan saya,” kata Raudiah yang sebelumnya telah memiliki 6 anak ini. Kemudian Raudiah meminta pertanggungjawaban dokter yang membantu proses kelahiran.

“Dokter itu tidak mengacuhkan saya dan saya bilang saya tidak bermaksud menuduh. Akhirnya saya mengumpulkan bukti-bukti pemeriksaan USG karena banyak kejanggalan-kejanggalan yang terjadi. Kalau memang anak saya hanya satu kenapa dokter menandatangani status ibu dengan calon dua bayi ketika akan dioperasi? Status itu yang bikin saya boleh dicesar karena anaknya kembar,” beber Raudiah yang membawa bukti foto USG dan surat-surat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya